Datsun Ungkap Kehebatan Transmisi CVT
- viva.co.id/Jeffry Sudibyo
VIVA – Kondisi jalanan yang semakin macet setiap hari membuat banyak pemilik mobil beralih ke transmisi otomatis. Sayangnya, selisih harga antara mobil bertransmisi manual dan matik cukup jauh, bisa mencapai Rp10 juta. Dan model matik yang saat ini populer adalah continuously variable transmission atau CVT.
Hal itu membuat beberapa pabrikan mobil mengembangkan jenis transmisi matik lain, yang harganya lebih murah dari CVT.
Seperti yang dilakukan Wuling dengan intelligent Automated Manual Transmission (i-AMT) dan Suzuki dengan Auto Gear Shift (AGS).
Kedua jenis transmisi yang dapat difungsikan menjadi otomatis dan manual ini bukan barang baru, karena sempat populer di era 80-an.
Menurut Datsun Indonesia, transmisi yang memiliki dua fungsi tersebut hanya transmisi manual yang diberi sedikit teknologi agar berfungsi sebagai matik.
Bahkan, mereka mengklaim jenis transmisi tersebut tidak cocok untuk kondisi jalanan Indonesia. Maka dari itu, Datsun lebih memilih transmisi CVT untuk Cross.
Chief Vehicle Engineer Nissan Motor Company, Nobuyaki Kawai, mengatakan, karakter transmisi i-AMT dan AGS tidak cocok untuk kondisi jalanan Indonesia.
“Transmisi i-AMT mengambil basis dari transmisi manual. Tetap menggunakan kopling tunggal dan ditambahkan peranti selenoid. Berbeda hal dengan sistem Dual Clutch Transmission (DCT) yang menggunakan kopling ganda,” ujarnya di Proving Ground Bridgestone, Karawang, Jawa Barat, Rabu 8 Maret 2018.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa transmisi i-AMT juga tidak selembut CVT dalam perpindahan giginya.
“Kita selalu menemukan kemacetan di kota-kota besar di Indonesia, terlebih Jakarta. Jika dipakai di kemacetan, tentunya transmisi AMT akan terasa tidak nyaman dibanding transmisi CVT,” tuturnya. (ase)