Sedan Direncanakan Bebas Pajak Barang Mewah Mulai Maret

Prototipe sedan Toyota Limo (Vios) versi CNG
Sumber :
  • VIVAnews/Sandy Adam Mahaputra

VIVA – Nasib status mobil sedan di Tanah Air, tak lama lagi sepertinya akan berubah. Pemerintah hingga kini terus mengupayakan, agar sedan dapat terlepas dari beban pajak barang mewah.

Bursa Asia Kokoh Terkerek Penguatan Wall Street, Investor Pantau Laporan Perdagangan China dan India

Dengan begitu, harga sedan nantinya bakal dijual lebih murah dari saat ini dan menjadi pilihan baru mobil favorit masyarakat di Tanah Air.

Menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, draf usulan terkait penghapusan pajak barang mewah telah berada di Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dan tengah dibahas Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu. Dia menyebut diprediksi revisi tersebut rampung bulan depan, Maret 2018.

Bursa Asia Loyo Sejalan Penurunan Indeks Saham Utama di Wall Street

“Kami ingin revisi struktur perpajakan industri otomotif, termasuk Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). Kami berharap untuk sedan tidak lagi jadi barang mewah,” ucap Airlangga, seperti dikutip dari situs resmi Kemenperin, Senin 12 Februari 2018.

“Mungkin kuartal I ini bisa diselesaikan. Drafnya sudah dikirim dari tahun kemarin,” lanjut Airlangga.

Ekspor RI Juli 2024 Naik 6,55% ke US$22,21 Miliar, Ditopang Sektor Non Migas

Selain bertujuan untuk pasar dalam negeri, upaya ini dimaksudkan agar para produsen otomotif di Tanah Air makin giat memproduksi sedan. Apalagi, kebutuhan dan permintaan sedan di luar negeri cukup besar. Tentu saja, hal ini dianggap sebagai peluang yang menjanjikan agar dapat menggenjot pasar ekspor otomotif nasional.

“Salah satu sasarannya adalah Australia, karena pabrik mobilnya di sana sudah banyak tutup. Nah, ini kesempatan yang bagus bagi Indonesia untuk masuk di pasar Australia,” paparnya.

Ekspor-Impor

BI: Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal Perekonomian

Bank Indonesia (BI) menilai surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar US$3,26 miliar pada September 2024 dapat menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
16 Oktober 2024