Pemilik Mobil Listrik Kebanyakan Tinggal di Apartemen
- Nissan
VIVA – Tiap pabrikan umumnya menciptakan mobil listrik dengan sumber energi mengandalkan baterai. Namun karena baterai pula, sejumlah negara mengaku belum siap memasarkannya, mengingat dibutuhkan banyak infrastruktur pendukung.
Director Global Electric Vehicle Business Nissan, Nicholas Thomas mengatakan, sebenarnya
infrastruktur pendukung tak selalu berhubungan dengan biaya besar yang dikeluarkan. Dia mencontohkan Jepang, di mana di sana bahkan ada jalan tol khusus yang dilengkapi dengan pengisian baterai.
"Tidak perlu bangun jalan tol mahal yang bisa mengecas saat mobil listrik melintas. Yang penting tempat pengecasan dibangun di tempat yang mudah dijangkau; seperti perkantoran, mal, dan tempat tinggal," ujarnya di acara Nissan Futures, di Marina Bay Sand, Singapura, Selasa 6 Februari 2018.
Sementara itu menurut Goh Chee Kiong, Head Strategic Development SP Group --perusahaan listrik swasta di Singapura, di negara yang penjualan mobil listriknya sudah cukup tinggi saja infrastrukturnya belum cukup memadai. Masih banyak pemilik mobil listrik yang kesulitan untuk mengecas baterai mobilnya.
Kendati demikian, ada data yang menarik diungkapkannya. Kata dia, 90 persen pemilik mobil listrik di negeri seribu satu larangan itu ternyata merupakan warga yang tinggal di apartemen. "tetapi di apartemen tempat ngecas juga enggak tersedia di semua tempat. Kami sedang mempelajari untuk menyimpan beberapa stasiun EV di tempat tinggal," tuturnya.