Ditendang Gaikindo, Kerugian Besar Mercy Indonesia?
- VIVA.co.id/Krisna Wicaksono
VIVA – Awal Februari 2018 mendatang, Gabungan Industri Kendaraan Bemotor Indonesia atau Gaikindo, bakal mencabut keanggotaan Mercedes-Benz Indonesia. Hal ini terkait tindak-tanduk agen resmi merek Jerman tersebut yang tak sudi menyetorkan data penjualan dan produksinya di Indonesia ke asosiasi, selama delapan bulan terakhir.
Ketua I Gaikindo, Jongkie D. Sugiarto mengatakan, menonaktifkan Mercedes-Benz sebagai anggotanya merupakan pilihan terakhir, karena hanya merek tersebut yang tidak menyetorkan data dan dianggap sudah berlarut-larut.
"Kami menyayangkan kalau misalnya nanti Mercedes-Benz enggak jadi anggota kami lagi. Biar bagaimanapun Mercedes-Benz kan punya perwakilan resmi di sini, dan kami mau ada masukan atau pendapat dari mereka terkait industri otomotif di Tanah Air," kata Jongkie kepada VIVA, Selasa, 30 Januari 2018.
Menurut Jongkie, sebagai anggota asosiasi Gaikindo, Mercedes-Benz punya hak dan kewajiban yang sama dengan merek-merek otomotif lain di Tanah Air.
Hak tersebut antara lain untuk mengeluarkan pendapat terkait regulasi yang dibuat pemerintah dan disampaikan kepada Gaikindo, serta untuk turut serta dalam pameran otomotif yang digagas Gaikindo. Sementara kewajibannya adalah membayar iuran anggota dan menyetorkan data penjualan serta produksi kendaraan di Tanah Air.
"Kalau bukan anggota tidak diundang rapat dan tidak bisa didengar aspirasinya. Jadi ya kalau bukan anggota Gaikindo, ya langsung ikuti saja peraturan atau regulasi yang dibuat pemerintah, tanpa bisa menyatakan masukan dan pendapatnya melalui Gaikindo yang terkait industri maupun penjualan otomotif."
"Kami juga tidak perlu menyampaikan informasi-informasi kepada yang bukan anggota Gaikindo," ujar dia.
Lantas, akankah Mercedes Benz bakal rugi jika tidak lagi berada di bawah naungan Gaikindo? Jongkie mengatakan, hanya pihak Mercedes-Benz Indonesia yang mengetahuinya.
"Dibilang kerugian, saya enggak tahu apakah dia merasa rugi. Kami justru mencari jalan keluar dengan meminta Mercedes-Benz Indonesia untuk melakukan diskusi kepada kantor pusatnya di Jerman, kondisi dan regulasi di Indonesia seperti ini," ujarnya.
Baca juga: Alasan Mercedes Tak Mau Data Penjualannya Diketahui Publik