Toyota Indonesia Rugi Gara-gara Aturan Baru Vietnam
- VIVA.co.id/Pius Yosep Mali
VIVA – Pemerintah Vietnam mengeluarkan aturan baru terkait mobil impor. Mobil-mobil yang masuk ke sana secara utuh diwajibkan mengikuti regulasi baru terkait uji tipe dan emisi kendaraan yang berlaku.
Mobil-mobil completely built up (CBU) yang masuk ke Vietnam kini harus lolos uji tipe dan emisi yang ada dalam regulasi nomor 116 tentang Overseas Vehicle Type Approval (VTA). Akibat aturan itu, sejumlah merek otomotif menyetop ekspor mobil, salah satunya adalah Toyota Indonesia.
Menurut Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Warih Andang Tjahjono, saat ini masalah itu jadi persoalan bersama banyak merek otomotif yang melakukan ekspor ke Vietnam.
"Kami enggak mau memasukkan hal itu ke individual otomotif. Masalah itu biar Pak Jokowi, kan sudah ketemu PM (Perdana Menteri) Vietnam," ujar Warih, di sela penanaman pohon sakura di Tawangmangu, Jawa Tengah.
Ditanyakan soal kerugian dari diterapkannnya regulasi ini, Warih mengatakan, kerugian tidak langsung dirasakan oleh TMMIN sebagai produsen mobil merek Toyota yang melakukan impor ke Vietnam.
Tujuan Ekspor
Saat ini, diketahui Vietnam menjadi salah satu tujuan ekspor mobil-mobil Toyota yang diproduksi di Indonesia oleh TMMIN. Jumlah ekspor ke Vietnam sendiri pada tahun lalu mencapai kurang lebih 14 ribu unit Toyota Fortuner.
"Kerugian ekspor itu masih belum signifikan. Jumlah ekspor masih 20 persen dari penjualan domestik. Tetapi kalau berlanjut terus akan berdampak," kata Warih.
Diketahui, keputusan Nomor 116 sebenarnya diumumkan pada Oktober lalu. Dalam aturan itu disebutkan, tiap mobil-mobil impor wajib memerlukan uji emisi dan keselamatan yang telah Pemerintah Vietnam tetapkan. Padahal sebelumnya, hanya pengiriman pertama bagi tiap model yang akan diuji.
Rayakan Persahabatan
Kepercayaan merek Toyota dari Jepang untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi memang bukan perkara mudah dan dibangun dalam waktu yang lama. Hal ini juga menjadi bukti hubungan diplomatik yang cukup baik untuk kedua negara.
Untuk merayakan persahabatan Indonesia dan Jepang yang sudah berjalan selama 60 tahun, PT TMMIN ikut merayakannya dengan melakukan penanaman Pohon Sakura di Jawa Tengah.
"Penanaman Pohon Sakura di lereng Gunung Lawu ini diharapkan nantinya dapat digunakan sebagai ikon wisata daerah ini, sehingga tidak hanya keindahannnya dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia, namun juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar (atau disebut juga sebagai Income Generating Activities) melalui industri pariwisata," kata Warih. (ren)
Baca juga: Gara-gara Vietnam, Toyota-Honda-Mitsubishi Kelabakan