SPG Cantik Ini Punya Jurus Ampuh 'Jinakkan' Pria Nakal
- viva.co.id/Jeffry
VIVA.co.id - Nama Eka Bie terbilang senior dalam dunia model dan Sales Promotion Girl (SPG). Bagaimana tidak, gadis cantik ini telah menekuni profesi ini sejak 2011. Hampir semua brand otomotif pernah merasakan 'pesonanya'.
Menariknya, meski telah lama berkecimpung sebagai SPG, ia mengaku tak bisa move on dengan pekerjaannya itu. Pasalnya, menjadi SPG khususnya di acara otomotif terbilang bayarannya tinggi dan hanya butuh waktu sebentar.
Wanita kelahiran 1990 ini menambahkan, pada awalnya ia tak serius jadi usher dan model, karena waktu itu masih kuliah. Tapi, setelah lulus kuliah jadi serius, soalnya sudah dapat rasa nyaman dan bayarannya terbilang lumayan.
Menurutnya, kalau menjadi SPG, usher atau model itu memang banyak godaannya, bahkan pandangan miring dari orang-orang. Karena dengan menjual tubuh seksi dan pakaian yang terbilang minim, menjadi salah satu faktornya. Padahal tidak semuanya SPG itu bisa diajak macem-macem, tergantung dari orangnya.
“Hampir semua brand sudah pernah, untuk mobil sendiri yakni Mercedes-Benz, Garansindo, Renault, Ferrari. Sedangkan untuk brand motor seperti Yamaha, Honda, Kawasaki, dan Ducati,” kata Eka saat dihubungi VIVA.co.id.
Urusan pembayaran jelas lebih besar jadi model dibanding SPG. “Kalau model itu hitungannya paling lama kerja dua jam dan itupun persesi Rp1,5 juta sampai Rp2 juta tergantung brandnya. Sedangkan kalau jadi usher di bawah satu juta, bayarnya per-shift ada yang Rp500 ribu sampai Rp700 ribuan,” tuturnya.
Maka dari itu ia lebih nyaman di otomotif, selain bayarannya lebih besar juga lebih terekspose media. “Maka dari itu dituntut lebih jaim tapi tetap terlihat anggun dan seksi, dan pastinya kita harus tau produk knowledge yang kita wakilkan tersebut,” katanya.
Ia menambahkan, pekerjaan ini bukan sekadar cari uang dan jaga produk. Ia juga kerap bermain dengan orang-orang dari brand berkelas. "Itung-itung sekalian cari peluang untuk mencari teman dan memperluas relasi," katanya.
Kalau bicara soal pria nakal atau pria hidung belang sudah menjadi makanan sehari-hari. Menurutnya, itu sudah biasa, terkadang untuk menolaknya secara halus juga tidak mempan.
“Biasanya kalau sudah terlalu kelewatan, aku ngeles aja kalau mereka tanya-tanya, kalau tetep gatel aku kasih aja identitas palsu."
(mus)