Mobil Model Ini yang Disukai Generasi Millennial
- ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
VIVA – Macet dan susahnya mencari lahan parkir di kota se-Asia Pasifik, termasuk Jakarta, membuat 50 persen generasi millennial usia 18-34 tahun tidak berminat beli mobil baru. Sedangkan, 29 persen generasi millennial di Jakarta mempertimbangkan memiliki mobil.
Lalu, seperti apa strategi Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) untuk memikat generasi millennial agar membeli mobil?
Executive General Manager PT Toyota Astra Motor, Fransiscus Soerjopranoto mengatakan, jika melihat karakter kaum milenial, kebanyakan mereka lebih memilih mobil dari desain dan fitur. Misalnya, dari sisi eksterior terlihat stylish dan sporty.
“Kaum millennial juga mementingkan fitur teknologi yang terdapat pada mobil tersebut. Namun, fitur tersebut tidak hanya untuk sekadar gaya, tapi harus memiliki fungsi yang bermanfaat bagi pengemudi, agar berkendara bisa lebih menyenangkan,” ujarnya saat di hubungi VIVA.co.id.
Menurut Suryo, panggilan akrabnya, anak muda zaman sekarang memperhatikan fungsi dari fitur-fitur yang tersedia di dalam mobil. Karena, kaum millennial sering bepergian menggunakan kendaraan dan menghabiskan banyak waktu di jalan.
“Fitur ini (sistem hiburan, sistem keamanan) menjadi berguna untuk menemani diri mereka. Misalnya saja, audio yang semakin canggih dan dapat terkoneksi dengan smartphone, serta fitur safety yang lebih lengkap,” tuturnya.
Sementara itu, Head of Communications PT Nissan Motor Indonesia, Hana Maharani mengatakan bahwa Nissan gaya hidup kaum millennial di Jakarta tidak bisa dijadikan patokan untuk menghadirkan sebuah produk.
“Potensi pasar mobil di Indonesia masih besar, karena jumlah kepemilikan mobil dan populasi masih rendah dibanding negara-negara lain. Indonesia luas, bukan hanya Jakarta. Enggak ada (strategi khusus menarik minat beli), Nissan fokus pada teknologi dan Nissan Intelligent Mobility,” katanya.