Mampir ke "Diler Masa Depan" Daihatsu
- VIVA.co.id/Hadi Suprapto
VIVA – Tak ada yang beda dari kafe-kafe lain. Makanan dan minuman Barat tersaji rapi. Kursi-kursi tertata layaknya kafe kebarat-baratan.
Ornamen Copen, mobil sport legendaris Daihatsu, sudah terlihat ketika masuk di kafe itu. Diecast Copen berjejer rapi di lemari kaca.
Oh iya, sedikit masuk melewati kursi-kursi, ada mobil sungguhan. Jika duduk di dekat peracik minuman, Anda bisa sambil melamun memiliki mobil Rp400 jutaan, jika mobil itu dibeli di Indonesia.
Adalah Copen Local Base Kamakura, nama kafe itu. Letaknya kira-kira satu kilo di dekat stasiun Kamakura, Prefecture Kanagawa, Jepang. Kamakura merupakan kota lama, 55 km di selatan Tokyo.
"Kafe ini didirikan September 2014, bersamaan dengan peluncuran Copen terbaru," kata Sato, manajer kafe itu kepada wartawan Indonesia yang datang diundang Daihatsu untuk menghadiri Tokyo Motor Show.
Bedanya dengan yang lain, kafe ini dibuat untuk mendekatkan antara Daihatsu dengan komunitas lokal. Berbagai acara kerap dilakukan di sini. Mulai dari pertunjukan musik warga setempat, demo masak petani-petani lokal, hingga kumpul komunitas pemilik Daihatsu.
"Setiap bulan kami mengadakan pertemuan atau pesta khusus bagi pelanggan yang memiliki mobil Daihatsu," katanya.
"Dealer masa depan"
Kafe milik Daihatsu Motor Co ini akan menjadi panutan bagi diler-diler lain di Jepang. Dan ini mengajarkan betapa pentingnya membangun komunikasi dengan penduduk setempat, calon konsumen maupun konsumen.
Memang, kafe ini tak menargetkan penjualan mobil sama sekali. Mobil yang dipajang di kafe itu hanya sebagai hiasan dan identitas saja. Bahkan, VIVA nyaris tak menemukan logo Daihatsu di kafe itu, kecuali pada mobil. Warna kafe ini pun memakai merah dan putih, warna khas Daihatsu.
Apakah konsep "diler masa depan" ini akan segera dipakai di Indonesia?
Direktur Marketing PT Astra Daihatsu Motor Amelia Tjandra mengatakan, menerapkan konsep ini masih butuh waktu dan pemikiran lanjut. Antara lain menunggu kebijakan Toyota usai mengakuisisi penuh Daihatsu.
"Pengembangannya perlu didiskusikan ulang, apakah Toyota mendukung atau tidak," katanya. (ase)