Akal-akalan Sopir Taksi Online Raup Keuntungan
- Anwar Sadat - VIVA.co.id
VIVA.co.id – Berbagai cara dilakukan sopir taksi berbasis online. Salah satunya memiliki lebih dari satu akun untuk meraup keuntungan besar. Tentu saja ini juga butuh handphone lebih dari satu pula.Â
VIVA.co.id menemukan sopir yang mengaku bekerja pada dua perusahaan transportasi berbasis aplikasi.
Driver UberX berinisial DA mengaku tak hanya bekerja pada Uber Indonesia. Ia juga bekerja menjadi sopir Grab Car. Dia beralasan bekerja dua perusahaan lantaran ketatnya persaingan.
"Sekarang banyak yang narik Uber, banyak saingannya jadi suka enggak dapat orderan," kata DA di Jakarta, Rabu 12 Oktober 2016.
Mobil pelat hitam yang melakukan uji kir untuk angkutan taksi online.
Menurut dia, profesi sebagai sopir taksi berbasis online telah ditekuni enam bulan. Sedangkan untuk bermain di 'dua kaki' baru dilakoni tiga bulan.
"Kan enggak ada aturannya, mau kerja di mana saja. Karena sistemnya sudah seperti freelance (paruh waktu)," ungkapnya.
DA enggan menyebut penghasilan yang ia peroleh dari hasil mengambil penumpang dari dua perusahaan transportasi berbasis online. Yang pasti, kata dia, melebihi dari sopir angkutan umum.
"Dulu saya sopir mikrolet. Ya kalau penghasilan cukup lah lebih dari kerjaan saya yang dulu, minimal kita hari ini bisa setor ke rental Rp200Â ribu sehari," katanya.
Dihubungi terpisah, Head of Communications Uber Indonesia Dian Safitri tak mempersoalkan kelakuan mitra kerjanya di lapangan itu.
"Pengemudi merupakan mitra independen, memiliki kesempatan ekonomi yang fleksibel, bisa mengatur kapan dan di mana mereka bekerja serta target pendapatan sendiri," ungkapnya.
Kata dia, para mitra Uber bebas memilih platform ridesharing yang dapat memaksimalkan waktu dan pendapatan para pengemudi.
"Uber terus berupaya agar menjadi platform yang menjadi pilihan para mitra, melalui inovasi dan perkembangan teknologi agar para mitra mendapat manfaat serta pendapatan lebih optimal dengan waktu yang seefisien mungkin," katanya.
(mus)