Pemilik Moge Anggap Wajar Harley-Davidson Indonesia Tutup
- www.paultan.org
VIVA.co.id - PT Mabua Harley-Davidson sebagai agen tunggal pemegang merek motor Harley Davidson tutup per 31 Desember 2015. Penutupan ini menambah daftar kelam sektor otomotif di Indonesia.
Alasan PT Mabua Harley-Davidson tidak memperpanjang operasi distribusi sepeda motor asal Amerika Serikat itu, tak lain karena volume penjualan menurun. Maklum, konsumen disebut “kabur” karena pajak impor motor besar bisa sampai 300 persen.
Kabar tutupnya PT Mabua Harley-Davidson sebagai diler pemegang merek motor Harley Davidson di Indonesia membuat khawatir para pencinta motor gede di Indonesia.
Hal itu juga dirasakan salah satu pencinta motor gede, Radja Simanjuntak. Pria yang mengoleksi motor pabrikan Amerika ini mengaku wajar jika perusahaan distributor motor negeri Paman Sam itu gulung tikar.
Menurut dia, harga satu unit motor Harley Davidson sekarang jauh lebih mahal dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Sekarang memang dari segi harga makin berat. Dulu waktu kami beli motor itu 1/3 harga sekarang. Tapi, sekarang makin berat untuk punya motor gede," ucap Radja yang merupakan ketua salah satu klub motor Harley Davidson.
Radja pun mengaku, untuk saat ini belum mau menambah koleksi motor gedenya. "Saat ini tahan dulu lah, harga belinya terlalu mahal, pajaknya apalagi." katanya.
Meski diler resmi itu hengkang dari Indonesia, menurut Radja, perawatan motor besar tersebut tidak terlalu sulit. Menurut dia, Harley Davidson termasuk bukan kendaraan yang rewel soal perawatan.
"Harley bukan motor dengan perawatan yang terlalu banyak. Kayaknya sampai saat ini belum terganggu," ujarnya.
Sejak pertama menggunakan Harley, Radja mengaku belum pernah mengalami kerusakan pada motor kesayangannya itu.
"Belum pernah. Saya belum pernah bawa motor ke bengkel karena rusak," tuturnya.