Sejarah Asal Mula Ditemukannya Lampu Lalu Lintas
- www.telegraph.co.uk
VIVA.co.id - Para pengendara pastinya akrab dengan traffic light atau lampu lalu lintas. Bukan hanya di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia.
Tetapi, tahukah jika traffic light hari ini telah memasuki usia ke-101 tahun? Ya, tepat 5 Agustus, traffic light kini sudah berusia lebih dari satu abad. Bahkan, untuk merayakannya, Google membuat doodle eksentrik yang menceritakan soal lampu lalu lintas.
Dilansir Telegraph, Rabu 5 Agustus 2015, lampu lalu lintas terpasang pertama kali di London, Inggris, tepatnya di luar gedung parlemen pada abad ke-19. Lampu lalu lintas dipasang, karena pada saat itu sudah banyak kendaraan motor yang melintas.
Sebelum adanya lampu lalu lintas, polisi merasa kerepotan, karena mengatur lalu lintas dengan tangannya.
Namun, di era tersebut, lampu lalu lintas belum memiliki tiga warna, tapi hanya dua, yakni hijau dan merah. Lampu lalu lintas yang ada saat itu masih menggunakan gas, bukan listrik.
Tahun 1869, ketika terjadi kebocoran di pipa gas, lampu lalu lintas itu meledak dan melukai polisi yang berpatroli hingga terluka parah. Sejak saat itu, lampu lalu lintas sempat tidak digunakan.
Kemudian, Garret Augustus Morgan, seorang berkebangsaan Amerika Serikat berusaha membuat lampu lalu lintas agar dapat digunakan secara efektif dan juga lebih aman. Penemuannya ini bermula ketika ia melihat tabrakan keras yang terjadi antara mobil dan kereta kuda.
Peristiwa itu terjadi karena pada waktu itu sistem pengaturan lalu lintasnya menggunakan sinyal stop and go.
Morgan berpikir bahwa sinyal stop and go memiliki kelemahan besar, yakni tak ada jeda waktu bagi pengguna jalan, sehingga masih banyak terjadi kecelakaan.
Lebih dari beberapa waktu kemudian, seorang Amerika menikmati sukses yang lebih besar dengan beberapa lampu eletronik yang berfokus pada sistem lampu merah dan hijau, serta sampai sekarang dikenal secara internasional.
Lester Wire, mantan detektif di Salt Lake City, datang dengan ide revolusioner pada 1912. Sejak saat itu, lampu lalu lintas mulai bermunculan di seluruh Amerika Serikat.
Pada 1920, Wire menambahkan lonceng ke sistem lampu lalu lintas yang mengingatkan pengendara ketika lampu akan berubah. Lalu, ditambahkanlah warna kuning sebagai pengganti lonceng yang terkenal hingga saat ini.
Pada 1990, sistem lalu lintas penghitung mundur diperkenalkan. Dengan begitu, pejalan kaki dapat menilai apakah ada cukup waktu bagi mereka untuk menyeberang jalan sebelum lampu berubah menjadi merah.
Mungkin spesimen lampu lalu lintas yang paling mengesankan yang pernah dibebaskan di jalan-jalan di dunia adalah Traffic Light Tree, yang dibuat oleh pematung Prancis Pierre Vivant pada 1998.
Lambat laun, lampu lalu lintas terus bertransformasi menjadi sangat canggih. Termasuk bisa digunakan khusus untuk sepeda, trem, dan bus. Beberapa juga memiliki sinyal yang interruptible, memberikan prioritas untuk kendaraan darurat melalui pemancar yang mengirimkan gelombang radio, sinyal inframerah, atau sinyal lampu strobo yang diterima oleh sensor pada atau dekat lampu lalu lintas. (art)