Seberapa Penting Pengendalian Emosi dalam Berkendara di Jalan Raya?
- Instagram/Heritagemotors
Jakarta, VIVA – Baru-baru ini, sebuah video viral di media sosial menunjukkan kecelakaan yang melibatkan dua mobil SUV ladder frame, Mitsubishi Pajero Sport dan Toyota Fortuner.
Insiden tersebut diduga dipicu oleh emosi sesaat, seperti ego dan amarah yang tidak terkendali, yang akhirnya berujung pada tindakan berbahaya di jalan raya.
Dikutip dari laman Instagram Heritage Motors pada Kamis, 27 Maret 2025, nampak mobil Pajero Sport berwarna hitam menabrak pembatas jalan di sisi kiri. Sementara, mobil Fortuner warna putih berada di sebelahnya dengan posisi berbalik arah.
Berdasarkan keterangan unggahan, kedua pengemudi ini diduga saling emosi lantaran berawal dari Toyota Fortuner berjalan di bahu jalan sebelah kiri, namun tidak diberikan jalan oleh Mitsubishi Pajero yang berada di lajur satu di Tol Pondok Ranji.
Karena keduanya tidak mau mengalah dan sudah terbakar emosi, pengemudi Pajero kemudian menabrakkan mobilnya ke Fortuner, sehingga Pajero menabrak pembatas jalan dan posisi Fortuner berbalik arah.
Akibatnya, mobil Pajero dan Mitsubishi ini mengalami kerusakan pada bagian bodi mobil yang cukup parah.
Menanggapi kejadian ini, Safety Defensive Consultant Indonesia, Sony Susmana mengungkapkan bahwa menjaga emosi saat berkendara menjadi salah satu hal yang signifikan untuk dilakukan bagi setiap pengemudi agar hal seperti ini tidak terjadi.
Menurutnya, ketika pengemudi tidak mampu mengendalikan dirinya atau emosinya, maka ia sdh dianggap gagal dalam berkendara.
"Bagaimana pengemudi mau mengontrol mobil, mengamankan penumpang, membaca situasi, mengambil keputusan yang benar dalam mengantisipasi jika emosinya meledak-ledak alias tidak terkontrol," ujarnya saat dihubungi VIVA.
Kemudian, Sony mengatakan bahwa jalan raya memiliki tingkat bahaya yang besar.
"Di jalan raya, paling mudah mencari musuh, paling mudah mencelakai orang lain. Dalam hal ini, penting sekali seorang pengemudi harus lulus test kejiwaan setiap tahunnya," kata Sony.
Lalu, ia menambahkan bahwa seorang pengemudi harus memiliki rasa mengalah dan sabar yang tinggi agar bisa menghindari konflik di jalan raya.
"Karena karena tingginya bahaya, pengemudi harus pintar-pintar mengalah, sabar dan memaafkan. Karena hanya itulah yang bisa menghindari pengemudi dari bahaya konflik atau kecelakaan," tutupnya.
