Rekayasa Lalu Lintas Lebaran 2025 Diterapkan, Ini Jadwal dan Lokasinya
- Agung Prasetio
Jakarta, VIVA – Dalam rangka menghadapi lonjakan arus kendaraan saat mudik Lebaran 2025, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri akan menerapkan sejumlah strategi rekayasa lalu lintas di berbagai ruas jalan tol utama.
Langkah ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan serta memastikan kelancaran perjalanan para pemudik. Beberapa metode yang akan diterapkan antara lain sistem contra flow, one way, serta kebijakan ganjil genap pada titik-titik tertentu.
Dikutip VIVA Otomotif dari laman Korlantas Polri, Rabu 19 Maret 2025, para pemudik yang melintasi jalur Tol Jakarta-Cikampek, Tol Cipali, hingga Kalikangkung di Jawa Tengah diharapkan memahami jadwal dan lokasi penerapan skema ini selama Operasi Ketupat 2025.
Sistem contra flow dijadwalkan berlangsung di ruas KM 40 hingga KM 70 Tol Jakarta-Cikampek dalam dua periode. Periode pertama berlangsung mulai Kamis, 27 Maret 2025 pukul 14.00 WIB hingga Sabtu, 29 Maret 2025 pukul 24.00 WIB.
Sementara itu, periode kedua dimulai pada Senin, 31 Maret 2025 pukul 13.00 hingga 18.00 WIB, serta dilanjutkan pada Selasa, 1 April 2025 pukul 11.00 hingga 18.00 WIB.
Selain itu, penerapan sistem one way juga akan diberlakukan dari KM 70 Tol Jakarta-Cikampek hingga KM 414 Tol Semarang-Batang. Jadwal pelaksanaan sistem ini dimulai pada Kamis, 27 Maret 2025 pukul 14.00 WIB dan berakhir pada Sabtu, 29 Maret 2025 pukul 24.00 WIB.
Untuk mendukung efektivitas pengaturan arus kendaraan, kebijakan ganjil genap akan diterapkan di dua titik utama, yakni KM 47 Tol Jakarta-Cikampek hingga KM 414 Tol Semarang-Batang serta KM 31 hingga KM 98 Tol Tangerang-Merak.
Proses normalisasi sistem one way akan dilakukan secara bertahap. Pada Kamis, 27 Maret 2025 pukul 12.00 hingga 14.00 WIB, jalur akan ditutup sementara guna pembersihan dan penataan kembali arus lalu lintas, terutama di ruas KM 414 Tol Semarang-Batang hingga KM 70 Tol Jakarta-Cikampek.
Selanjutnya, pada Minggu, 30 Maret 2025 pukul 00.00 hingga 02.00 WIB, jalur akan dibuka kembali dan arus kendaraan dinormalkan.
Penerapan rekayasa lalu lintas ini bersifat situasional dan akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan berdasarkan diskresi kepolisian.
