Mobil Listrik BYD akan Dipakai GrabCar
- VIVA/Krisna Wicaksono
Singapura, VIVA – Pada 15 Januari lalu, BYD mengumumkan kerja sama strategis dengan Grab untuk menyediakan 50.000 kendaraan listrik baru (NEV) kepada mitra pengemudi Grab di kawasan tersebut. Kolaborasi ini menandai ekspansi lebih lanjut BYD ke pasar Asia Tenggara.
Grab, yang berbasis di Singapura, awalnya diluncurkan sebagai aplikasi pemesanan taksi pada 2012. Kini, startup tersebut menawarkan layanan pemesanan mobil dan motor, pengantaran makanan, belanja bahan makanan, hingga pembayaran digital.
Dikutip VIVA Otomotif dari Carnewschina, Jumat 17 Januari 2025, kerja sama ini mencakup Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Beberapa model BYD yang terlibat termasuk Denza D9, Atto 3 (Yuan Plus di pasar Tiongkok), Seal, dan M6.
Melalui kesepakatan ini, BYD memberikan harga khusus kompetitif kepada mitra armada dan pengemudi Grab. Pengemudi juga dapat menyewa kendaraan listrik dengan diskon atau memanfaatkan skema kepemilikan kendaraan Grab.
Di Singapura dan Thailand, pengguna Grab dapat mengaktifkan opsi “Eco-friendly Travel” untuk mendapatkan prioritas kendaraan listrik tanpa biaya tambahan.
Selain itu, Grab dan BYD akan memperdalam integrasi Internet of Things (IoT) antara kendaraan dan layanan Grab, termasuk optimalisasi navigasi dan algoritma perencanaan rute.
Pasar Indonesia menjadi fokus utama, mengingat posisinya sebagai pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara. Pada 2019, BYD bermitra dengan Blue Bird untuk menyediakan 200 kendaraan listrik, proyek taksi listrik terbesar di Indonesia saat itu.
Awal 2024, BYD resmi memasuki pasar kendaraan listrik penumpang di Indonesia dengan model Dolphin, Seal, dan Atto 3.
Di Thailand, BYD menjadi merek terlaris pada 2024 dengan pangsa pasar lebih dari sepertiga. Perusahaan ini juga memiliki pabrik di Thailand dan tengah membangun fasilitas perakitan kedua di Kamboja.
Kolaborasi ini menunjukkan langkah signifikan BYD dan Grab dalam mendukung adopsi kendaraan listrik di Asia Tenggara.