Merger Nissan-Honda Bakal Kalahkan Hyundai-Kia
- Honda Global
Tokyo, VIVA – Rencana merger antara Honda Motor Co. dan Nissan Motor Corp. berpotensi mengubah peta persaingan industri otomotif global. Penggabungan ini dapat mendorong kedua perusahaan ke posisi lebih kuat dalam menghadapi tantangan teknologi baru dan mempercepat produksi kendaraan listrik (EV), menurut para ahli.
Pada 23 Desember lalu, kedua perusahaan mengumumkan pembicaraan untuk membentuk perusahaan induk baru yang akan mengelola Honda dan Nissan, serta kemungkinan mencakup Mitsubishi Motors Corp.
Meski demikian, eksekutif dari kedua belah pihak menyatakan bahwa diperlukan beberapa bulan untuk menyelesaikan kesepakatan. Jika berhasil, perusahaan gabungan ini direncanakan tercatat di Bursa Efek Tokyo pada Agustus 2026.
Dikutip VIVA Otomotif dari Automotivedive, Sabtu 4 Januari 2025, berita merger ini langsung menghebohkan industri otomotif. Beberapa pihak mempertanyakan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses ini, sementara yang lain melihatnya sebagai peluang besar, terutama bagi Nissan yang tengah menghadapi tekanan.
Menurut Vincent Sun, analis senior Morningstar-Asia, pasar EV yang kompetitif menjadi pendorong utama merger ini. Namun, ia skeptis apakah kombinasi Honda dan Nissan mampu bersaing dengan Tesla dan produsen EV asal Tiongkok karena kurangnya model EV yang menarik dari kedua perusahaan.
Di sisi lain, Dorothy Ashford, wakil presiden ITS Logistics, melihat optimisme dari penggabungan sumber daya manufaktur, penelitian, dan pengembangan global kedua perusahaan.
Merger ini juga diprediksi menghilangkan redundansi operasional serta menyatukan inisiatif kendaraan hybrid dan EV. Dengan demikian, posisi Honda dan Nissan di pasar akan semakin kokoh.
Jika merger ini terealisasi, perusahaan gabungan akan memiliki pendapatan tahunan lebih dari 30 triliun yen (setara Rp2.942 triliun) dan laba operasional lebih dari 3 triliun yen (sekitar Rp294,2 triliun).
Dengan angka ini, Honda dan Nissan akan menjadi produsen mobil terbesar ketiga di dunia, mengalahkan Hyundai dan Kia, namun masih di bawah Volkswagen Group dan Toyota Motor Corp.