Perusahaan Pembiayaan Optimis Penjualan Mobil Naik di 2025
- Mandiri Utama Finance
Jakarta, VIVA – Industri otomotif menghadapi berbagai tantangan signifikan sepanjang tahun ini, mulai dari penurunan daya beli masyarakat hingga adanya kebijakan baru terkait pajak yang berdampak pada melemahnya penjualan kendaraan.
Seperti diketahui, pemerintah Indonesia saat ini berencana untuk meningkatkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen dan menerapkan kebijakan opsen pajak atau tambahan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) pada 2025 mendatang.
Kebijakan pajak terbaru itu bisa berpotensi menurunkan penjualan kendaraan lantaran harga mobil yang akan meningkat. Kemudian, hal ini juga bisa memberikan pengaruh kepada perusahaan pembiayaan.
Finance & Risk Management Director PT Mandiri Utama Finance (MUF), Rully Setiawan mengungkapkan bahwa adanya wacana terkait pembaruan pajak juga menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaannya.
"Tantangan terbesar untuk perusahaan pembiayaan itu ya tadi karena adanya peningkatan pajak 12 persen, yang juga berpotensi menurunkan daya beli konsumen terhadap kendaraan. Namun, kami akan terus improvisasi untuk mendorong agar konsumen tetap mau membeli kendaraan, terutama saat ini sudah ada kendaraan elektrifikasi," ujarnya dikutip VIVA dalam FGD: "Outlook Otomotif 2024: Mengakhiri One Million Trap, Menyongsong Era Rendah Emisi yang diselenggarakan oleh VIVA.co.id di Jakarta.
Ia menyampaikan bahwa saat ini pihaknya sedang melakukan diskusi dengan pihak Pemerintah termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait stimulus-stimulus yang bisa diberikan kepada perusahaan pembiayaan.
"Peran serta dari Pemerintah memang sangat sentral. Saat ini, kita lagi diskusi sama POJK (Peraturan Otoritas Jasa Kendaraan) terkait dengan regulasi EV (electric vehicle/kendaraan listrik), apakah nantinya ada stimulasi-stimulasi yang bisa diberikan ke kita (perusahaan pembiayaan)," tuturnya.
Rully pun mengatakan bahwa dengan keberadaan stimulus-stimulus tersebut bisa menjadi dorongan peningkatan penjualan kendaraan.
"Dengan adanya EV, infrastruktur, kemudian juga terkait stimulasi dari sisi fiskal, dan lain-lain, menurut saya kita sudah on the right track. Tinggal kita stimulasi terus dan selesaikan permasalahan terkait daya beli," katanya.
Ia menambahkan, "Menurut saya sebagai perusahaan pembiayaan, penjualan satu juta unit mobil di 2025 kita pasti mampu. Ada peluang. Karena dari kita sendiri sudah mempersiapkan segala macam program untuk memudahkan konsumen membeli kendaraan,"
Sementara itu, Senior Executive Vice President Credit & Risk Mandiri Utama Finance, Dapot SInaga turut melihat adanya peluang tersendiri bagi perusahaan pembiayaan saat kebijakan pajak meningkat.
"Misal ada dampak dari pajak, otomatis harga naik. Tapi sebenarnya, peluang pembiayaan di situ semakin besar karena berarti orang akan lebih mampu untuk mencicil daripada beli cash, kasarannya kayak gitu," tuturnya, dalam kesempatan yang sama.