Transformasi Jaguar: Berani atau Berlebihan?
- Jaguar Land Rover
Coventry, VIVA – Jaguar, merek mobil legendaris asal Inggris, telah memiliki warisan yang dimulai sejak tahun 1935. Didirikan oleh Sir William Lyons, Jaguar dikenal dengan filosofi desainnya yang inovatif dan berani, menciptakan kendaraan yang selalu menarik perhatian.
Kini, merek yang berada di bawah naungan Tata Motors ini kembali mencoba terobosan baru dengan memperkenalkan visi desain baru yang disebut Exuberant Modernism.
Dari keterangan resmi yang diterima VIVA Otomotif, Kamis 21 November 2024, Jaguar merilis cuplikan gambar bagian belakang mobil yang menjadi pratinjau arah desain masa depan mereka. Elemen desain ini menampilkan bentuk berani dan proporsi yang mencolok, merepresentasikan filosofi kreatif mereka.
Visi desain tersebut akan diperkenalkan secara resmi pada 2 Desember 2024 di Miami Art Week, salah satu festival seni terbesar dunia. Dalam acara ini, Jaguar akan bekerja sama dengan seniman-seniman baru yang mendukung semangat inovasi dan orisinalitas.
Pada saat bersamaan, pabrikan otomotif berlogo macan itu juga mengenalkan logo terbaru mereka yang dibuat lebih elegan dan jauh dari kesan kaku.
Namun, tidak semua pihak menyambut hangat perubahan ini. Video promosi Jaguar yang penuh dengan slogan seperti create exuberant, live vivid dan delete ordinary tanpa menampilkan wujud kendaraan, menuai kritik di berbagai media sosial.
Bahkan Chief Executive Officer Tesla, Elon Musk secara sarkastik bertanya, “Apakah Anda menjual mobil?” Logo baru Jaguar juga menjadi sorotan, terutama pada penggunaan huruf G besar yang terlihat tampil berbeda dari huruf lainnya.
Langkah Jaguar ini mencerminkan transformasi besar-besaran di industri otomotif, terutama di era kendaraan listrik (EV). Di tengah transisi ini, Jaguar telah memutuskan untuk berhenti sementara memproduksi mobil baru di Inggris, untuk mempersiapkan peluncuran kembali sebagai merek khusus kendaraan listrik pada 2026.
Dikutip dari Bloomberg, CEO Jaguar Land Rover, Adrian Mardell menyebutkan bahwa strategi baru ini bertujuan untuk mengincar pasar mewah dengan volume penjualan lebih kecil namun harga lebih tinggi.
Meskipun strategi ini dipandang kontroversial dan dinilai berisiko, para eksekutif Jaguar optimis bahwa perubahan ini akan mengangkat merek mereka ke tingkat yang setara dengan produsen mobil mewah seperti Rolls-Royce atau Bentley.
Jaguar berharap, melalui desain yang unik dan pengalaman baru, mereka dapat mengubah persepsi publik dan kembali mencuri perhatian dunia otomotif. Waktu akan membuktikan apakah langkah radikal ini menjadi awal baru yang sukses bagi Jaguar atau hanya sekadar eksperimen kreatif yang gagal.