Neta Setop Produksi Mobil di China, Gaji Karyawan Dipotong

Mobil listrik Neta L
Sumber :
  • Dok: Neta Auto Indonesia

Zhejiang, VIVA – Produsen kendaraan asal Tiongkok, Neta, yang merupakan bagian dari Hozon Auto, dilaporkan menghentikan produksi di pabriknya di Zhejiang dan memotong gaji karyawan akibat penurunan kinerja penjualan di pasar domestik.

Ford Luncurkan 3 Mobil Barunya di GJAW 2024, Termurah Rp836 Juta

CEO Neta, Zhang Yong, bahkan tidak lagi aktif memperbarui blognya di media sosial Weibo dan TikTok, memperlihatkan tanda keprihatinan di tengah kondisi ini.

Neta, yang didirikan oleh Hozon Auto pada tahun 2018, awalnya berhasil merebut perhatian pasar dengan memproduksi mobil listrik murah seperti Neta V.

HMID Ungkap Alasan New Hyundai Tucson Belum Dirakit Secara Lokal

Berkat strategi ini, Neta berhasil melampaui produsen mobil listrik lainnya seperti Li Auto, Nio, dan Xpeng pada tahun 2022 dengan angka penjualan tahunan lebih dari 150.000 unit.

Pabrik Neta di China

Photo :
  • Carnewschina
Benarkah Mobil Gerak Roda Depan Kurang Jago Nanjak?

Namun, ketika Neta mencoba mengarahkan produknya ke segmen premium, mereka justru menghadapi tantangan berat.

Dikutip VIVA Otomotif dari Carnewschina, Kamis 7 November 2024, sepanjang Januari hingga September 2024, Neta hanya mampu menjual 53.853 unit kendaraan di Tiongkok, kurang dari 30% target penjualan tahunannya.

Angka penjualan untuk Oktober juga tidak diumumkan, meskipun biasanya Neta selalu merilis laporan penjualan setiap awal bulan. Berdasarkan informasi dari industri, Neta diperkirakan hanya menjual sekitar 4.500 unit pada Oktober, turun 40% dibandingkan bulan sebelumnya.

Salah satu penyebab utama kemerosotan ini adalah masalah dalam rantai pasokan, terutama pada model Neta S Hunting. Di sisi produksi, pabrik utama Neta di Tongxiang, Zhejiang, dilaporkan berhenti beroperasi selama setengah bulan. Pabrik ini sebelumnya direncanakan memiliki kapasitas produksi 200.000 unit per tahun, terutama untuk model crossover Neta L.

Kondisi keuangan Neta juga menantang. Tahun ini, mereka memotong gaji karyawan, termasuk penundaan pembayaran gaji pada Oktober. Gaji para karyawan berpangkat tinggi bahkan dipotong hingga 30%. Neta mengumumkan bahwa sebagai kompensasi, mereka akan memberikan insentif saham sebesar 5% dari kepemilikan perusahaan kepada karyawan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya