Rencana Pembatasan BBM Subsidi dan Tarif Tol Bikin Penjualan Mobil Turun?

Ketua GAIKINDO Yohanes Nangoi
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Bandung, VIVA – Masyarakat yang berencana membeli mobil pribadi saat ini menghadapi dua dilema, yaitu rencana pembatasan Bahan Bakar Minyak atau BBM bersubsidi dan perubahan tarif tol dalam kota Jakarta yang baru-baru ini mulai diberlakukan.

Pasar Otomotif Turun, Gaikindo Genjot Pameran untuk Dongkrak Penjualan

Meski dua hal itu membuat sebagian orang bisa mengurungkan niatnya, namun Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi, menilai kebijakan tersebut tidak akan mengurangi minat masyarakat untuk membeli mobil.

Menurut Nangoi, kenaikan tarif tol memang sempat memicu kejutan di kalangan pengguna, tetapi kebijakan ini merupakan bagian dari perjanjian yang sudah disepakati antara pemerintah dan operator jalan tol.

Respon Santai Wuling soal Penjualan Mobil Listrik di Indonesia Kalah dari BYD

"Pemerintah sudah punya perjanjian dengan operator jalan tol bahwa mereka boleh menaikkan tarif tol sekian persen per beberapa tahun," ujarnya, dikutip VIVA Otomotif di acara GIIAS Bandung 2024, Kamis 26 September 2024.

Macet di tol dalam kota (foto ilustrasi)

Photo :
  • ANTARA FOTO/Rifki N
Terpopuler: Tarif Tol Dalam Kota Naik, Spesifikasi Baterai Wuling Buatan RI

Ia juga menjelaskan bahwa kenaikan ini tidak bisa dihindari karena inflasi dan peningkatan biaya operasional, termasuk kenaikan gaji.

“Gaji juga naik, semua juga naik, inflasi juga ada, oprasiopnal jalan tol juga akan naik,” tambahnya.

Meskipun ada kenaikan, Nangoi optimis masyarakat akan beradaptasi dengan cepat, mengingat kebutuhan transportasi yang tetap tinggi.

Selain itu, pembatasan BBM bersubsidi juga dinilai tidak berdampak besar pada pengguna kendaraan pribadi.

Nangoi menekankan bahwa BBM bersubsidi ditujukan untuk kendaraan tertentu yang memang membutuhkan, sementara pemilik mobil dengan spesifikasi lebih tinggi cenderung tidak menggunakan BBM bersubsidi.

“Mereka yang punya kendaraan di level yang lebih baik sudah menghindari pakai BBM bersubsidi karena oktannya rendah,” tuturnya.

Nangoi menyimpulkan bahwa meskipun ada penyesuaian di awal, baik kenaikan tarif tol maupun pembatasan BBM bersubsidi tidak akan mengurangi minat masyarakat untuk memiliki mobil.

"Pada awalnya pasti kaget, tapi kemudian hari mereka akan jadi biasa lagi," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya