Studi Sebut Kinerja Baterai LFP Bisa Berkurang Akibat Pengisian Penuh

Baterai mobil listrik Tesla berbasis LFP
Sumber :
  • Insideevs

Jakarta, VIVA – Kendaraan listrik yang ditenagai oleh baterai lithium iron phosphate (LFP) semakin populer. Dibandingkan dengan baterai Nickel Manganese Cobalt (NMC), baterai LFP lebih murah untuk diproduksi dan memiliki risiko kebakaran yang lebih rendah, serta menawarkan ketahanan jangka panjang.

Menperin Pastikan RI Ekspor Prekursor ke Eropa dan Amerika Utara pada Awal 2025

Namun, baterai LFP memiliki kepadatan energi yang lebih rendah, itu menjadi alasan produsen mobil biasanya menggunakan baterai LFP pada model entry-level seperti Tesla model 3, Ford Mustang Mach-E, dan Rivian R1S generasi kedua Dual Standard, dan lainnya.

Produsen mobil mengungkapkan bahwa sebaiknya para pemilik kendaraan listrik dengan baterai LFP, sebaiknya mengisi daya baterai hingga 100 persen secara berkala, setidaknya seminggu sekali untuk Tesla dan sebulan sekali untuk Ford. Hal ini perlu dilakukan untuk kalibrasi dan menjaga kesehatan baterai.

Biar Gak Gagal Paham, Ini Cara Rawat Motor Listrik

Mobil listrik Tesla

Photo :
  • Carscoops

Dilansir VIVA dari laman Insideevs pada Senin, 26 Agustus 2024, sebuah studi baru dari laboratorium yang dibiayai oleh Tesla menemukan bahwa baterai LFP dapat mengalami degradasi atau penurunan kinerja lebih cepat ketika diisi penuh.

Bulan Ini Indonesia Kirim Bahan Penting Buat Baterai Mobil Listrik Elon Musk

Dr. Jeff Dahn selaku peneliti baterai yang memimpin Jeff Dahn Research Group merupakan salah satu penulis studi ini. Labnya telah memainkan peran penting dalam pengembangan baterai NMC untuk Tesla.

Lebih lanjut, produsen baterai terbesar dunia CATL mengumumkan baterai Shenxing Plus LFP yang diklaim dapat menambah jarak tempuh hingga 600 km dalam waktu hanya 10 menit.

Namun, studi ini menunjukkan bahwa pengisian penuh baterai LFP dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel baterai secara jangka panjang.

Para peneliti pun menemukan bahwa selalu mengisi baterai LFP dalam keadaan penuh dapat membuat senyawa berbahaya dalam baterai akibat tegangan tinggi dan panas. Senyawa-senyawa ini dapat terakumulasi pada elektroda negatif, mengkonsumsi lithium dan menyebabkan degradasi.

Sementara itu, studi ini juga menunjukkan bahwa meninggalkan baterai LFP dalam keadaan muatan rendah dapat membantu memperpanjang masa pakainya.

Meskipun studi ini memberikan wawasan baru tentang baterai LFP, masih ada beberapa keterbatasan. Ini hanya fokus pada daya tahan baterai dan tidak membahas aspek lain seperti kenyamanan dan penggunaan sehari-hari.

Maka dari itu, tetap disarankan untuk mengikuti rekomendasi produsen mobil.

Dari hasil temuan disimpulkan meski pengisian penuh baterai LFP dapat memberikan manfaat seperti jarak tempuh yang lebih jauh namun studi ini menunjukkan bahwa hal tersebut dapat mempercepat degradasi baterai.

Adapun dengan pemakaian yang normal dan perawatan yang tepat, baterai LFP masih dapat memberikan kinerja yang baik dalam jangka panjang.

Swap baterai

Kerja Sama Industri Kendaraan Listrik dalam Mengelola Limbah Baterai

Industri kendaraan listrik di Indonesia berkembang pesat, didorong oleh kebijakan pemerintah untuk transisi energi bersih. 

img_title
VIVA.co.id
6 Desember 2024