Indef Sebut Insentif Mobil Hybrid Bisa Ganggu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

Pengisian baterai mobil listrik di SPKLU
Sumber :
  • VIVA/Yunisa Herawati

Jakarta, 24 Juni 2024 - Pemerintah Indonesia sedang mempertimbangkan peningkatan insentif untuk kendaraan hybrid electric vehicle atau HEV, sebagai bagian dari upaya mencapai netralitas karbon pada tahun 2060.

Jika Rusak Mobil Listrik Chery Omoda E5 Bisa Langsung Diperbaiki

Namun, langkah ini mendapat sorotan dari beberapa pihak karena dinilai dapat mempengaruhi kemajuan ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai alias BEV.

Menurut Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), rencana kebijakan insentif untuk HEV berpotensi menghambat kemajuan ekosistem BEV di Indonesia. Rencana insentif ini dinilai akan membuang kerja keras pemerintah dalam mendorong pengembangan ekosistem BEV.

Terpopuler: Viral Pesepeda Kelahi dengan Ojol, Mobil Listrik BYD Pesanan PLN

Beberapa waktu lalu, Ketua Umum Periklindo, Moeldoko mengatakan bahwa insentif mobil hybrid dapat mempengaruhi pertumbuhan mobil listrik murni. Dikutip VIVA Otomotif dari keterangan resmi, Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad.

Menurutnya, tren penjualan mobil hybrid tentu akan meningkat ketika insentif diberlakukan sehingga bisa mendistorsi pangsa pasar mobil listrik di Tanah Air dan berpotensi menghambat kemajuan ekosistem BEV di Indonesia.

50 Persen Pembeli Mobil Listrik Kecewa dan Berniat Kembali ke Mobil Bensin, Ini Alasannya

Sementara itu, Reuters memperkirakan total pengeluaran oleh produsen mobil global akan mencapai US$1,2 triliun pada EVs, baterai, dan material-materialnya pada tahun 2030. Beberapa merek telah melirik Indonesia sebagai pasar yang vital, termasuk dalam melaksanakan kegiatan produksi.

Meskipun insentif untuk HEV dapat membantu mencapai tujuan jangka pendek dalam mengurangi emisi, kebijakan ini bertentangan dengan upaya jangka panjang untuk meningkatkan keamanan energi dan mengurangi ketergantungan pada impor minyak.

Dari segi investasi, HEV yang sudah berada pada tahap teknologi yang matang mungkin tidak menarik investasi yang signifikan ke industri otomotif Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya