Anggaran China untuk Insentif Kendaraan Listrik Lebih Besar dari Belanja APBN RI

Mobil China
Sumber :
  • Nikkei

Beijing, 22 Juni 2024 – Analisis baru dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) mengungkapkan, bahwa pemerintah China telah menghabiskan dana sebesar US$230,8 miliar (sekitar Rp3.480 triliun) untuk mendukung perusahaan kendaraan listrik (EV) antara tahun 2009 dan 2023.

Anggaran Pembangunan di Lamsel Terbatas, Egi-Syaiful Bakal Perkuat Komunikasi dengan Pemerintah Pusat

Angka ini jauh melampaui dana sebesar US$1 miliar (sekitar Rp15 triliun) yang diberikan oleh pemerintah AS dalam bentuk kredit pajak kendaraan bersih tahun ini. Jumlah itu juga lebih besar dari anggaran belanja APBN Indonesia tahun 2024, yang dipatok Rp3.325,1 triliun.

Dikutip VIVA Otomotif dari laman Carscoops, sebagian besar pengeluaran ini terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Bidik Potensi Bisnis Industri Kendaraan Listrik di 2025, Begini Strategi Dharma Polimetal

Lembaga tersebut memperkirakan bahwa hanya US$6,74 miliar (sekitar Rp101 triliun) yang dihabiskan antara tahun 2009 dan 2017. Namun, jumlah ini sekitar tiga kali lipat selama 2018-2020, dan kemudian meningkat tajam sejak 2021.

Ekspor mobil China

Photo :
  • Carnewschina
Setelah China, AS Juga Dukung Prabowo Terapkan Program Makan Bergizi Gratis di Indonesia

Meskipun angka-angka tersebut merupakan perkiraan, CSIS mencatat bahwa pemerintah Tiongkok mendukung EV dengan berbagai cara, termasuk rabat dan pengecualian pajak penjualan serta pendanaan untuk infrastruktur.

Selain itu, pemerintah membeli EV untuk keperluan sendiri dan mendukung program penelitian dan pengembangan (R&D) produsen mobil.

Tingkat dukungan bervariasi, tetapi pemerintah telah secara signifikan meningkatkan pengeluaran untuk program R&D dalam beberapa tahun terakhir. Antara tahun 2009 dan 2017, hanya US$2 miliar (sekitar Rp30 triliun) yang dihabiskan.

Angka tersebut melonjak menjadi US$3,6 miliar (sekitar Rp54 triliun) pada tahun 2018 dan naik menjadi US$4,3 miliar (sekitar Rp64 triliun) tahun lalu.

CSIS menyatakan bahwa perkiraan mereka "sangat konservatif" dan tidak memperhitungkan semua tingkat dukungan pemerintah. Ini termasuk insentif lokal, hadiah tanah, diskon listrik, dan subsidi pemasok.

Sebagai contoh, raksasa baterai CATL dilaporkan menerima subsidi sebesar US$809,2 juta (sekitar Rp12 triliun) tahun lalu. Angka ini lebih dari sepuluh kali lipat dari yang mereka terima pada tahun 2018 dan hampir dua kali lipat dari yang mereka terima pada tahun 2022.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya