Pemerintah Indonesia Tertarik dengan Neta

Pertemuan Menperin RI, Agus Gumiwang dan Hozon Energy Automobile
Sumber :
  • Kementerian Perindustrian

Beijing, 16 Juni 2024 – Dunia otomotif Indonesia kedatangan pemain baru yang fokus pada kendaraan listrik. Hozon Auto, perusahaan otomotif asal China, resmi merealisasikan investasinya di Indonesia melalui PT Neta Auto Manufacturing Indonesia.

Setelah Mary Jane, Menko Yusril: Prancis dan Australia Ajukan Permohonan Pemindahan Narapidana

Langkah ini disambut baik oleh pemerintah Indonesia, yang tengah gencar mendorong produksi kendaraan listrik dalam negeri. Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan ketertarikan dan apresiasi atas komitmen Hozon.

"Investasi ini diharapkan dapat mendukung percepatan produksi kendaraan listrik di Indonesia," ujarnya saat berkunjung ke kantor Hozon Auto di China, dikutip VIVA Otomotif dari keterangan resmi.

PPN Naik 12 Persen, Moeldoko Optimis Masyarakat Bakal Lebih Pilih EV

Lebih lanjut, Menperin Agus mengharapkan agar Neta bisa menjadikan Indonesia sebagai basis produksi dan hub ekspor EV, khususnya untuk kendaraan setir kanan.

Neta V-II di PEVS 2024

Photo :
  • Istimewa
Moeldoko Sebut PPN 12 Persen Bakal Untungkan Kendaraan Listrik, Kenapa?

Harapan tersebut selaras dengan target ambisius pemerintah Indonesia. Mereka menargetkan populasi electric vehicle di Indonesia mencapai 600.000 unit pada tahun 2030. Kehadiran Hozon, dengan kapasitas produksi 30.000 unit per tahun, tentunya menjadi angin segar untuk mencapai target tersebut.

Neta sendiri tak datang dengan tangan kosong. Mereka sudah mengantongi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40 persen di Indonesia. Artinya, sebagian komponen mobil listrik mereka akan diproduksi di Indonesia, yang turut berkontribusi pada pengembangan industri pendukung otomotif dalam negeri.

Komitmen Neta tak berhenti sampai disitu. Mereka berencana untuk meluncurkan dua model EV di Indonesia, yaitu Neta V dan Neta X. Strategi ini tak hanya bertujuan memenuhi permintaan pasar domestik, namun juga pasar regional.

“Pada bulan Juni ini kami memproduksi secara massal Neta V di Indonesia, dan pada bulan Juli akan memproduksi model Neta X. Ini merupakan hasil partner kerja sama di Indonesia dengan kapasitas produksi sekitar 30.000 unit per tahun,” tutur Vice President of Neta Auto and President of Overseas Business Department, Zhou Jiang.

Neta melihat peluang ekspor yang besar ke negara-negara ASEAN dan Oceania, mengingat mereka menggunakan kendaraan setir kanan seperti Indonesia.

Produksi Neta V-II di pabrik HIM Bekasi.

Photo :
  • VIVA/Krisna Wicaksono

Australia, sebagai negara dengan populasi besar dan pengguna setir kanan, menjadi target potensial.  Jika produksi mobil listrik Neta bisa dimaksimalkan di Indonesia, maka ekspor ke Australia akan lebih efisien dan menguntungkan.

Untuk memperkuat penetrasi pasar, Neta berencana membuka 50 gerai di Indonesia pada tahun ini. Langkah ini tentunya akan memudahkan konsumen Indonesia untuk mengakses dan mengenal produk-produk mereka.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya