Ducati Menyesal Pernah Kontrak Valentino Rossi, Berbeda dengan Marc Marquez

Pembalap Yamaha Movistar MotoGP, Valentino Rossi dan Marc Marquez (kanan)
Sumber :
  • Marca

VIVA – Belakangan ini Ducati sudah menemukan settingan yang tepat untuk MotoGP. Motor Desmosedici yang digunaka pabrikan, atau tim satelit mampu meraih kemenangan, hingga gelar juara dunia selama dua musim.

Pesta Pernikahan Rio Haryanto Berlanjut, 4500 Orang di Solo Hadiri Acara Sang Pembalap F1 Pertama Indonesia

Bahkan setiap balapan berlangsung, deretan pembalap Ducati kerap mendominasi di barisan terdepan, sedangkan jenama Jepang seperti Yamaha dan Honda belakangan ini terlihat hanya seperti penonton.

Francesco Bagnaia dan Marc Marquez

Photo :
  • Crash.net
Langkah Suzuki Balik ke MotoGP Terganjal Aturan Dorna

Musim ini hal serupa kembali terjadi, hanya KTM dan Aprilia yang terlihat mampu mengimbangi pabrikan dengan ciri khas warna merah tersebut.

Kejayaan Ducati juga dilirik juara dunia 8 kali, yaitu Marc Marquez. Musim ini menjadi kebangkitan pembalap asal Spanyol tersebut setelah belasan tahun di Honda, akhirnya bergabung dengan Gresini Racing.

Frustrasi Sulit Menang, Fabio Quartararo Akui Ingin Tinggalkan Yamaha

Sejak menunggangi Desmosedici GP23, Marc Marquez seperti ‘kesetanan’. Setelah puasa dari podium sejak beberapa tahun lalu, baby alien kembali meraih gelar juara baik di sprint race, ataupun sesi balapan.

Penampilannya yang impresif selama 7 seri di musim ini, menjadi salah satu pertimbangan pabrikan Ducati untuk merekrutnya menggantikan Enea Bastianini. Tapi menerima juara dunia di tim, bukan pertama kali dilakukan.

Sebelumnya pabrikan asal Italia itu pernah merekrut Valentino Rossi. Namun langkahnya itu dinilai salah, karena sang legenda tidak menunjukkan performanya, bahkan tidak pernah mencicipi juara satu di setiap seri.

Pencapaian terbaik The Doctor hanya satu kali finis ketiga dan dua kali juara kedua di MotoGP Perancis, serta satu kali juara dua di San Marino. Bahkan Ducati merasa salah sudah memilih VR46 pada saat itu.

“Sebuah kesalahan ketika kami merekrut Valentino Rossi ke Ducati, saat itu kami belum siap,” ujar Manajer Ducati, Davide Tardozz kepada Bar Sport, dilansir GPone, Sabtu 15 Juni 2024.

Kesalah serupa kembali dilakukan dengan memasukkan Jorge Lorenzo. Hal yang wajar jika itu dilakukan brand dengan kondisi keuangan yang memadai, dan haus akan juara. Meski begitu tetap saja Ducati gagal.

Menurutnya saat merekrut Valentino Rossi, dan Jorge Lorenzo perusahaan memang belum siap, dan merupakan langkah keliru. Berbeda ketika saat ini menggabungkan dua matahari, yaitu Marc Marquez, dan Francesco Bagnaia.

Lebih lanjut Tardozz menjelaskan bahwa pertaruhan yang sepenuhnya berbeda untuk saat ini, jangan disamakan saat Rossi dan Lorenzo. Karena persiapan tim lebih baik sebagai pabrikan, dan manajemen teknis.

 “Ducati belum siap menangani Valentino Rossi, sedangkan sekarang kami jauh lebih siap. Saya juga mengingatkan bahwa sekarang kami punya dua juara dunia. Saat anda menangani Francesco Bagnaia, saya tidak melihat alasan mengapa Anda tidak mampu menangani Marc Marquez,” tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya