Insinyur Toyota Bisa Menangis Melihat Mobil Buatannya Jadi Begini

Modifikasi Toyota Agya buat jualan bakso
Sumber :
  • Screenshot Instagram

VIVA – Insinyur Toyota, atau para tenaga ahli dari brand tersebut punya pertimbangan khusus sebelum melahirkan mobil. Tujuannya agar produk yang mereka pasarkan sesuai dengan kebutuhan konsumen.

HMID Ungkap Alasan New Hyundai Tucson Belum Dirakit Secara Lokal

Ada banyak faktor yang dipertimbangkan pabrikan sebelum memproduksi mobil baru dalam jumlah banyak. Mulai dari tingkat keamanan, kenyamanan, kemampuan mesin, fitur, desain eksterior, dan interiornya.

Meski pada akhirnya sebagian konsumen kurang puas, atau tidak menghargai keringat para insinyur, terlebih mereka yang melakukan modifikasi ekstrim, hingga menggunakan mobil itu bukan pada peruntukkannya.

Benarkah Mobil Gerak Roda Depan Kurang Jago Nanjak?

Sudah banyak mobil-mobil Toyota yang dimodifikasi ekstrim, hingga di luar perkiraan. Salah satunya Toyota Agya, mobil perkotaan itu diciptakan untuk meramaikan segmen LCGC (Low Cost Green Car) di Indonesia.

Bentuknya kompak, mobil dengan konfigurasi 5-penumpang itu hanya untuk kendaraan perkotaan, namun ada saja yang mengubah fungsinya dari batas normal, yaitu menempelkan gerobak bakso di bagian belakang.

Mobil Nanjak Jalannya Mundur, Enggak Bahaya Tah?

Melalui unggahan Instagram @cfzproject, terlihat Toyota Agya TRD generasi pertama digunakan untuk jualan bakso. Namun pemadangan itu menjadi tidak masuk akal, ketika gerobak besar disandarkan di belakang mobil.

Agar mendapatkan ruang datar, bumper belakang dilepas, dan gerobak bakso berbahan bakyu itu diikat ke pilar mobil pada sisi atas, dengan menutupi bagasi belakang, serta lampu pengereman.

Dalam narasi video tersebut, mobil LCGC dengan gerobak bakso itu berada di Kalimantan. Namun jika insinyur Toyota melihat kendaraan tersebut, mungkin bisa geleng-geleng kepala, atau bahkan menangis karena kreatifitas yang terlalu berlebihan, tanpa memikirkan keamanan, dan basik dari mobil tersebut.

Toyota Agya debut global di Indonesia pada 2012, mobil harga terjangkau itu ditawarkan dalam tiga varian, yaitu E, G, dan TRD dengan harga Rp99-120 jutaan di awal kemunculannya, sebagai pesaing Suzuki Karimun, dan Honda Brio.

Untuk model tersebut hanya dibekali mesin bensin 3 silinder berkapasitas 1.000cc. Kemudian pada 2017 hadir versi faceliftnya dengan sejumlah penyegaran pada sektor eksterior, interior, dan memiliki pilihan mesin 4 silinder 1.200cc.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya