Pembalap Ini Bertarung Seperti Singa Tapi Tetap Dikalahkan Marc Marquez
- Crash.net
VIVA – MotoGP Catalunya 2024 yang berlangsung di Sirkuit de-Barcelona, Catalunya, pada Minggu kemarin, menjadi spesial bagi Aleix Espargaro. Di tempat kelahirannya itulah dia mengumumkan pensiun di tahun ini.
Bahkan Aleix Espargaro mengukir kenangan manisnya saat sprint race, pembalap paling tua di MotoGP saat ini berhasil menjadi yang tercepat, menyingkirkan pembalap lain, termasuk Marc Marquez.
Bukan hanya itu, pembalap Aprilia Racing tersebut juga menjadi yang tercepat saat latihan bebas, dan meraih pole position. Meskipun start dari urutan pertama, nasibnya kurang beruntung ketika balapan.
Pasalnya dia tidak mampu meraih podium, bahkan mengamankan posisi tiga sekalipun, dan Marc Marquez salah satu pembalap yang mengubur mimpi indah Espargaro saat pertandingan terakhirnya di Catalunya.
Cerita itu dimulai saat balapan tersisa 4 lap lagi, baby alien menyalip Espargaro yang mendekatinya di lintasan lurus sebelum manuver. Padahal jika posisinya dibiarkan, sebelum pensiun dia bisa meraih juara tiga.
Tapi sayangnya semua pembalap mencari kemenangan, dan poin. Sehingga tidak ada toleransi dari Marquez untuk tidak menyalip pembalap dari tim lain. Atas dasar itulah, pembalap Gresini Racing itu meminta maaf.
“Saya minta maaf kepada Espargaro karena ini adalah balapan terakhirnya di Catalunya. Tetapi Anda tahu, saya senang karena di sirkuit yang sulit kami kembali menjadi yang terbaik,” ujar MM93, dikutip MotoGP.com.
Aleix awalnya mengira bahwa ban jenis soft yang dipilih pembalap satelit Ducati itu tidak akan membawanya ke podium, namun ternyata penialainnya tersebut salah. Karena MM93 tahu apa yang harus dilakukan, meski start dari urutan 14.
“Saya coba melakukan segalanya, karena Marc tidak memiliki daya cengkram ban di tikungan kanan. Tetapi dia melindungi sisi dalam ban, dan pada saat terakhir saya memutuskan tidak melakukannya,” ujar Espargaro, dikutip Crash.net, Senin 27 Mei 2024.
Bahkan meski punya kesempatan untuk menyalip juara dunia 8 kali itu, ternyata bukan hal yang mudah. Padahal pembalap Aprilia Racing itu sudah merasa seperti raja hutan ketika bertanding di tanah kelahirannya.
“Saya bertarung seperti singa di semua balapan. Ini adalah momen untuk mengambil resiko, jadi saya coba segalanya. Tetapi Marc tetaplah Marc, tidak ada kesalahan dan dia mengamankan posisi podium,” sambungnya.