Gaikindo Ungkap Alasan Penjualan di Industri Otomotif Merosot

Ilustrasi industri otomotif.
Sumber :
  • Dokumentasi Kemenperin.

Jakarta – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan industri otomotif di awal tahun 2024 (Januari-April) mengalami penurunan hingga 22 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Polri Ungkap Arus Balik Libur Natal Mulai Terjadi, Volume Kendaraan Masuk Jakarta Naik Signifikan

Tercatat, pada kuartal pertama 2024 penjualan kendaraan wholesales (distribusi pabrik ke diler) mencapai 215.069 unit periode Januari-Maret 2024. Sementara tahun lalu, sebanyak 282.601 unit.

Berdasarkan data dari Gaikindo, penjualan ritel (diler ke konsumen) mencapai 230.778 unit pada kuartal pertama. Angka ini mengalami penurunan hingga 15 persen, dimana penjualan tahun lalu mencapai 271.423 unit.

Pemilik Kendaraan Siap-Siap! 7 Pajak Baru yang Harus Dibayar Tahun Depan, Ini Rinciannya!

Menanggapi hal ini, Yohannes Nangoi selaku Ketua Umum Gaikindo mengungkapkan alasan penurunan penjualan di industri otomotif bisa terjadi.

Ketua GAIKINDO Yohannes Nangoi

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa
Harapan Penjualan Kendaraan dari Dampak Kenaikan PPN 12%

"Memang industri otomotif mengalami penurunan penjualan sebanyak 22 persen. Sebenarnya, ada beberapa poin yang membuat industri ini tersendat," ujarnya dikutip VIVA Otomotif di Jakarta.

"Penyebabnya karena tren suku bunga yang naik cukup drastis lalu harga bahan baku naik cukup banyak," jelas Nangoi.

Kemudian, ia menambahkan penyebab selanjutnya adalah karena Pemilu 2024.

"Kemarin kan Indonesia menyelenggarakan agenda politik yang cukup besar, yaitu Pemilu. Nah ini jadi faktor juga," tambah Nangoi.

Nangoi juga mengatakan bahwa faktor lain adalah karena daya beli mobil baru bagi masyarakat mulai mengalami penurunan di kuartal pertama 2024.

"Ada aturan-aturan baru yang cukup ketat dari Pemerintah juga kan, nah itu bikin penjualan (industri otomotif) terganggu," tutur Nangoi.

Alasan terakhir yang menjadi penyebab penurunan penjualan industri otomotif adalah karena kurs rupiah yang cenderung melemah terhadap dolar AS.

"Terakhir, karena exchange rate juga naik luar biasa, dolar AS sekarang sudah Rp16ribu. Jadi mempengaruhi semuanya," katanya.

Maka dari itu, ia berharap pameran GIIAS (Gaikindo Indonesia International Auto Show), yang akan berlangsung pada bulan Juli 2024 bisa membangkitkan pertumbuhan industri otomotif Tanah Air ini.

"Kami yakin GIIAS bisa mendorong industri ini agar tetap tumbuh," tutup Nangoi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya