Hasil Penelitian Sebagian Anak Muda Mengendarai Mobil Pakai Narkoba

Ilustrasi mengendarai mobil matik
Sumber :
  • dreamstime.com

Inggris – Mengendarai mobil di jalan raya wajib dalam kondisi sadar, namun berdasarkan hasil penelitian ada banyak anak muda saat berkendara dalam kondisi mabuk, akibat di bawah pengaruh narkoba, atau minuman alkohol.

Detik-detik Terdakwa Kasus Narkoba Kabur Usai Pembacaan Vonis di PN Banda Aceh

Menggunakan narkoba tentu akan menurunkan keasadaran, sehingga potensi kecelakaan sangat besar saat berkendara. Bukan hanya mencelakai diri sendiri, namun bisaa merugikan pengguna jalan lainnya.

Mengingat tingkat kesadaran yang berkurang, dikhawatirkan pengemudi dalam keadaan mabuk, atau di bawah pengaruh narkoba berpotensi tidak mematuhi aturan lalu lintas, dan tidak peduli dengan sekitarnya.

Rayyanza Dapet Hadiah Mobil saat Ultah, Raffi Ahmad Ungkap Faktanya

Berdasarkan hasil penilitian, dan riset dari lembaga survey IAM Roadsmart di Inggris, ada banyak anak muda yang mengonsumsi narkoba saat mengendarai mobil, seperti dikutip dari bikeit.gr, Senin 6 Mei 2024.

Melalui hasil risetnya cukup mengenaskan, sebab 22 persen anak muda yang berusia 17 tahun sampai 34 tahun berkendara di bawah pengaruh narkotika dari berbagai jenis yang masuk obat-obatan keras.

Dorong Penjualan Mobil, ACC Buka Kantor Cabang Syariah Baru di Gorontalo

Obat-obatan keras kelas A yang dimaksud adalah heroin, kokain, ekstasi, dan LSD. Hasil tersebut didapatkan dari 2.013 responden, dan pada usia 70 tajun ke atas persentasenya 13 persen dengan pertanyaan serupa.

Hasil tersebut juga sejalan lurus dengan data kecelakaan yang terjadi di Inggris, pada 2021 tercatat ada 171 pengguna mobil terlibat kecelakaan akibat pengaruh narkoba, jumlah tersebut menurun dari 2018 sebanyak 208 orang.

Perwakilan IAM Roadsmart, William Porter mengatakan, berapapun biaya penegakan hukum, dan insiden yang terjadi antara kelompok-kelompok tertentu harus mendorong polisi untuk meningkatkan pengawasan.

“Kami juga menyerukan kepada pemerintah untuk menyediakan sumber daya mencegah terulangnya kembali pelanggaran, dengan kursus rehabilitasi bagi pengemudi yang mengonsumsi narkoba,” ujarnya.

Menurutnya cara rehabilitas tersebut serupa dengan memperbaiki perilaku pengemudi yang berkendara dalam kondisi mabuk minuman alkohol, dan dianggap efektif karena dari tahun ke tahun menunjukkan perubahan.

“Penerimaan masyarakat terhadap pengemudi dalam keadaan mabuk telah membutuhkan waktu beberapa gernasi untuk berubah, dan kita perlu memperjelas bahwa tidak akan menoleransi alkohol, dan obat-obatan terlarang saat berkendara,” tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya