Kereta Cepat Tak Bikin Pemudik Berpaling dari Shuttle Bus

Ilustrasi arus mudik Lebaran.
Sumber :
  • vstory

Jakarta – Menjelang mudik Lebaran, banyak pilihan transportasi tersedia untuk para pemudik pulang ke kampung halaman. Ada yang memilih menggunakan kendaraan pribadi, kereta, hingga shuttle bus

Menhub Dudy Proyeksikan Potensi Pergerakan Masyarakat pada Momen Nataru Capai 110,67 Juta Orang

Shuttle bus menawarkan kepraktisan, harga cenderung lebih murah, dan kenyamanan dalam perjalanan. Umumnya, kebanyakan penggunaan shuttle bus diperuntukkan jarak yang dekat seperti Jakarta-Bandung atau area Jawa Barat lainnya.

Ternyata, banyak masyarakat masih mempercayai menggunakan Shuttle bus untuk pulang ke kampung halaman, meskipun saat ini sudah ada transportasi baru kereta cepat Jakarta-Bandung atau dikenal sebagai Whoosh.

Menko Polkam Sebut 8,8 Juta Masyarakat Indonesia Main Judi Online

Chandra Purnama selaku Manager Operasional Shuttle Bus Lintas area Bandung mengungkapkan kehadiran kereta cepat sempat mengganggu mobilitas Shuttle bus di awal karena harga promo yang ditawarkannya tetapi hal ini tidak berlangsung lama.

Ilustrasi mudik Lebaran.

Photo :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
Tindaklanjuti Aduan via "Lapor Mas Wapres", Gibran Kasih Bantuan ke Warga

"Untuk kereta cepat sebenarnya sempat menganggu di awal ya, karena banyak promo kan. Jadi dari shuttle bus sendiri ada penurunan. Tapi itu cuma sementara saja, saat ini sih sudah tidak terutama menjelang mudik Lebaran ini," ujarnya saat dihubungi VIVA Otomotif di Jakarta. 

Bahkan saat ini, shuttle bus Lintas sudah menjual sekitar 300 kursi menjelang dua minggu sebelum Lebaran. 

"Di tempat kita sih sudah ada 300 kursi terjual, paling banyak permintaannya di tanggal 5-6 April," jelasnya.

Melihat animo masyarakat ini, Chandra mengatakan bahwa pihaknya siap menambahkan unit shuttle bus model Toyota Hiace tipe Commuter dan Premio untuk menampung para pemudik ini. 

"Kalau biasanya kita punya 98 unit shuttle bus untuk ke semua rute yang kita tawarkan, nah musim mudik ini akan kita tambah sekitar 5 unit. Jadi, totalnya 105 shuttle bus," tambahnya. 

Maka dari itu, Chandra menilai masih banyak  masyarakat yang memilih menggunakan shuttle bus dibandingkan kereta cepat. 

"Shuttle bus dan Kereta Cepat itu punya target pasar yang berbeda karena terlihat dari harganya. Harga kereta cepat kan bisa mencapai Rp250 ribu, kalau Shuttle kami saja kita tawarkan dengan harga Rp80 ribu - Rp190 ribu. Tapi, kalau mudik lebaran gini harganya naik sekitar 10 persen," kata Chandra.

Hal serupa disampaikan oleh Yohanes Julianto selaku Marketing Communication Daytrans, White Horse. Ia mengungkapkan bila kereta cepat dan shuttle bus sudah memiliki pasarnya masing-masing. 

"Kereta cepat harganya kan lumayan tinggi daripada shuttle bus, berarti sudah ada porsi marketnya masing-masing. Sejauh ini sih nggak ada penurunan ya, banyak masyarakat masih pilih menggunakan shuttle bus," tuturnya saat dikontak oleh VIVA Otomotif. 

Menurut Yohanes, shuttle bus bisa mengantar langsung ke Bandung Kota. Sementara, kereta cepat hanya sampai Stasiun Tegalluar dan harus menggunakan transportasi lain untuk sampai di Bandung Kota. 

"Kalau di shuttle bus kan misal dari Jakarta sampai Kota Bandung langsung. Kalau kereta cepat hanya sampai Tegalluar saja, terus harus nyambung transportasi lain menuju Kota," ungkapnya. 

Yohanes melihat penjualan tiket shuttle bus saat musim mudik lebaran ini akan mengalami peningkatan sebesar 5 hingga 10 persen. 

"Untuk harga dari Daytrans sendiri sebenarnya tidak akan ada peningkatan ya. Jadi, kalau dilihat mungkin peningkatan penumpang akan meningkat sekitar 5-10 persen," tutup Yohanes. 

Membahas Permasalahan Kelas Menengah di Jakarta

Membahas Permasalahan Kelas Menengah di Jakarta

Salah satu isu yang menjadi pokok diskusi adalah penetrasi transportasi massal Transjakarta yang menjadi andalan 1,3 juta warga Jakarta untuk mobilisasi.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024