Terios 7 Wonders 2024: Menjejak di Pulau Rempah

Terios 7 Wonders Ternate-Halmahera
Sumber :
  • Dok: ADM

Ternate, Senin 15 Januari 2024 – Daihatsu Indonesia kembali menggelar ekspedisi Terios 7 Wonders, untuk membuktikan ketangguhan Daihatsu Terios di berbagai medan. Petualangan ala Daihatsu kali ini digelar dari Ternate menuju Halmahera, Maluku Utara pada 14-19 Januari 2024.

Banyak yang Gratis di Pameran GJAW 2024

Para peserta Terios 7 Wonders menjelajah destinasi bersejarah, situs budaya kearifan lokal, serta eksplorasi keindahan nusantara sekaligus membuktikan ketangguhan mobil SUV Terios sebagai Sahabat Petualang, di berbagai kondisi jalan di Indonesia.

"Selain mendukung sektor pariwisata Indonesia, program Terios 7 Wonders ini ditujukan juga sebagai bentuk komitmen Daihatsu untuk mendukung dan mempromosikan keindahan alam Indonesia dan ragam budayanya," ujar Marketing Director dan Corporate Planning and Communication Director PT Astra Daihatsu Motor, Sri Agung Handayani, dikutip VIVA Otomotif di Maluku Utara.

Mobil Buatan Indonesia Semakin Tenar di Luar Negeri

Terios 7 Wonders Ternate-Halmahera

Photo :
  • Dok: ADM

Pada hari pertama, rombongan berkeliling sejauh 21 kilometer mengeksplorasi Ternate, sebuah kota kecil di Maluku Utara, menyimpan kekayaan sejarah dan budaya yang luar biasa. Kota ini pernah menjadi pusat perdagangan rempah-rempah yang penting di dunia, dan menjadi saksi bisu berbagai peristiwa penting dalam sejarah.

Pelajaran dari Kasus Mahasiswa Nyetir Sambil Oral Seks hingga Tewaskan Pejalan Kaki

Salah satu bukti kekayaan sejarah Ternate adalah kawasan Buku Bendera. Kawasan ini terletak di lereng Gunung Gamalama, sekitar 5 kilometer dari pusat kota Ternate.

Tarian khas Ternate, Maluku Utara

Photo :
  • Dok: ADM

Pada masa Kesultanan Ternate, kawasan ini digunakan sebagai tempat untuk memantau masuknya kapal penjajah di perairan Ternate. Pada tahun 1942, kawasan ini sempat menjadi tempat persembunyian Sultan Ternate Iskandar Sjah dan keluarganya saat Jepang masuk ke Ternate.

Pada tahun 1998, kawasan ini dibangun sebagai tempat untuk orang bertafakur oleh Sultan Ternate ke-44, Mudaffar Sjah. Nama Buku Bendera dipilih, karena lokasi ini menjadi tempat pengibaran bendera sebagai sinyal datangnya penjajah dari laut.

Di kawasan Buku Bendera terdapat Kedaton Ici, sebuah bangunan Kesultanan Ternate yang dibangun pada tahun 1998 dan menjadi tempat peristirahatan Sultan Ternate Ke-47, Iskandar Muhammad Jabir Sjah dan keluarganya. Di Kedaton Ici juga terdapat sejumlah makam tua nan keramat yang konon merupakan para aulia (pendiri kesultanan).

Kedaton Ici Ternate

Photo :
  • Dok: ADM

“400 tahun lalu ada calon sultan yang dipanggil ke istana mau dilantik, tapi karena ia menyangka hendak dibunuh maka mengasingkan diri di lokasi ini. Namun kemudian ditemukan, dan dibawa ke istana juga,” tutur putra dari Sultan Ternate ke-48 Mudaffar Sjah, Pangeran Firman Mudaffar Sjah.

Selain kawasan Buku Bendera, Ternate juga memiliki situs bersejarah lainnya, seperti Benteng Tolukko. Benteng Tolukko terletak di Pulau Ternate dan dibangun pada abad ke-17 oleh Sultan Ternate.

Benteng Tolukko di Kota Ternate, Maluku Utara

Photo :
  • Dok: ADM

Benteng ini pernah dikuasai oleh Portugis, Belanda, dan Spanyol. Saat ini, Benteng Tolukko menawarkan pemandangan indah ke sekitarnya dan menjadi saksi bisu perubahan kekuasaan antara kolonial Portugis, Belanda, dan Spanyol.

Ternate juga memiliki kekayaan budaya yang luar biasa. Salah satu budaya yang terkenal dari Ternate adalah tarian Soya-Soya. Tarian ini menggambarkan perlawanan terhadap penjajah di bumi Moloku Kiereha. Tarian Soya-Soya sering ditarikan untuk penyambutan tamu dan acara lainnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya