Kebanyakan Kecelakaan Kendaraan Besar di Indonesia Akibat Ini

Kecelakaan Maut Truk Pertamina di Cibubur.
Sumber :
  • istimewa

VIVA Otomotif – Saat ini kendaraan besar banyak mengalami kasus kecelakaan di jalan raya Indonesia. Ada beberapa kasus yang dilaporkan oleh Korlantas Polri mulai dari kurang pengecekan kendaraan hingga pengendara.

Syarat, Cara, dan Biaya Ganti Warna Kendaraan di STNK dan BPKB

Diketahui, kendaraan besar di Jalan Raya Indonesia diisi oleh mobil pick-up, bus, hingga truk. Namun, sebagian dari jenis mobil tersebut mengalami salah satu kasus kecelakaan paling tinggi dengan berbagai akibat.

Senior investigator Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan mengatakan bahwa kebayakan kecelakaan dari kendaraan besar itu didominasi oleh rem blong dan dipacu oleh faktor kelalaian manusia. Selain itu, budaya safety culture atau budaya keselamatan masih rendah.

Total 1,3 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek di Libur Natal 2024, Simak Datanya!

Pembahasan Keselamatan Berkendara

Photo :
  • VIVA Otomotif/Muhammad Thoifur

“Ada 80 persen kasus rem blong disebabkan oleh faktor manusia begitu juga kasus rem blong di bus dan truk terjadi karena faktor human error. Ditambah, budaya keselamatan di kalangan pengemudi juga masih rendah,” ujar Ahmad di ICE BSD City, Tangerang, dikutip VIVA Kamis 18 Agustus 2022.

Polri Ungkap Arus Balik Libur Natal Mulai Terjadi, Volume Kendaraan Masuk Jakarta Naik Signifikan

Lebih lanjut, dia menambahkan banyak kasus tersebut berdasarkan hasil investigasi mereka yang banyak ditemukan pengemudi tidak terampil dalam membawa kendaraannya. Selain itu, juga ditemukan pengemudi yang tidak memahami karakter dan teknologi di kendaraannya.

“Dalam lalu lintas, keselamatan merupakan hal yang penting dimiliki oleh para pengemudi khususnya kendaraan truk dan bus. Kementerian terkait dan juga kepolisian sudah gencar memberikan edukasi kepada para supir. Sebenarnya budaya keselamatan ini harus memahami agar nantinya tidak asal mengemudi dan tidak asal bawa kendaraan, mereka juga harus paham risiko pengemudi,” tambahnya.

Untuk itu, Ahmad menegaskan saat ini supir kendaraan besar harus memahami cara menggunakan teknologi pengereman. Hal itu dikarenakan, ada banyak sopir yang masih kurang memahami pengoperasian kendaraan yang sudah disematkan teknologi canggih.

Untuk menekan kasus kecelakaan pada kendaraan angkutan, PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) telah mengoperasikan sirkuit pusat pelatihan berkendara bagi pengemudi pelanggannya yang dinamakan Hino Total Support Customer Centre (HTSCC).

Program tersebut berlokasi di kawasan Kota Bukit Indah (KBI) Purwakarta, Jawa Barat, itu memiliki beragam fasilitas basic driving course mulai dari blind spot test area, inspection bay, stop & go, parking parallel, S shape curves, hairpin turn, parking reverse, circle road, portal, crank road, dan safety brake.

“Untuk para supir yang masih belum memahami kendaraan teknologi terbaru, bisa langsung mengikuti pelatihan keselamatan berkendara dari kami, dan bisa daftarkan diri melalui aplikasi MyHino,” pungkas COO Director HMSI, Santiko Wardoyo.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya