Penggunaan Bahan Bakar Gas Dinilai Bisa Menekan Biaya BBM

PT Pertamina (Persero) memastikan ketersediaan dan penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liqufied Petroleum Gas (LPG) Subsidi menyentuh seluruh pelosok Nusantara.
Sumber :

VIVA Otomotif – Saat ini, harga Bahan Bakar Minyak atau BBM mengalami kenaikan dan membuat sebagian masyarakat mengeluh. Adanya kenaikan BBM, membuat beban biaya logistik kian meninggi yang diprediksi berkontribusi sekitar 20-25 persen terhadap ongkos produksi.

Strategi Perumnas menjual rumah? Tren Gua Tunjukin, Rumah sudah Jadi, Dan Siap Huni

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Liquid and Compress Natural Gas Indonesia (APLCNGI), Dian Kuncoro menyampaikan untuk sektor logistik nasional masih sangat tergantung pada angkutan darat yang mayoritas mengkonsumsi BBM. Oleh karenanya, maka membuat kekhawatiran lonjakan harga-harga pada barang konsumsi dan barang produksi langsung terjadi.

“Kami sudah berulangkali mengusulkan agar angkutan darat ini dapat bermigrasi ke BBG, sehingga ketergantungan terhadap BBM berkurang. Dengan semakin bertambahkan infrastruktur pengisian BBG, seharusnya pelaku usaha transportasi seperti truk dan angkutan barang lainnya mulai menggunakan BBG,” ujar Dian melalui keterangan resmi diterima VIVA Jumat 12 Agustus 2022.

Harga Tiket Pesawat Turun saat Nataru Angin Segar Konsumen RI

Petugas sedang melakukan pengisian bahan bakar.

Photo :
  • vstory

Perlu diketahui, BBG merupakan jenis bahan yang berbentuk gas sebagai alternatif dengan harga terjangkau. Bahan bakar ini dinilai bisa menekan pembiayaan bahan bakar minyak di transportasi Indonesia.

Jaga Pasokan Energi Perode Nataru, PIS Kerahkan 326 Armada Tanker

Menurut Dian, beberapa angkutan darat dapat bermigrasi ke BBG, sehingga ketergantungan terhadap BBM berkurang. Adanya penggunaan, bahan bakar efisien ini membuat infrastruktur pengisian diperkuat di berbagai wilayah.

“Populasi masyarakat yang masih tersentralisasi di pulau Jawa, penggunaan transportasi darat dalam bisnis jasa logistik masih akan dominan di masa depan. Karena itu, pihaknya  mengusulkan agar pemerintah juga ikut mendorong penggunaan BBG bagi efisiensi di sektor logistik ini,” tambahnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, moda transportasi jalan berkontribusi terhadap PDB subsektor transportasi sebesar 69,38 persen, moda transportasi laut 8,71 persen dan moda transportasi rel 1,38 persen. 

“Berkaca pada data penggunaan dual fuel BBM dan BBG pada kendaraan truk dan kendaran penumpang seperti yang sudah ada terbukti bisa menghemat biaya sampai 30 persen. Jika penghematan ini bisa dinikmati oleh angkutan logistik dan kendaraan penumpang lainnya,” tegas Dian.

Sebagai tambahan informasi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan bahwa saat ini infrastruktur gas untuk transportasi jalan telah terbangun sebanyak 57 SPBG/MRU yang tersebar di beberapa provinsi di wilayah Indonesia. 

Pada bulan Juli lalu Kementerian ESDM kembali meresmikan pengoperasian tiga SPBG, yaitu SPBG Kaligawe berkapasitas 1 MMSCFD atau 30.000 lsp per hari dengan harga jual Rp 4.500 per lsp. Harga BBG tersebut lebih rendah dibandingkan solar subsidi sebesar Rp 5.550 per liter. SPBG Kaligawe sudah dapat berfungsi sebagai Mother Station.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya