Produsen Mobil Prancis Ini Jual Semua Asetnya di Rusia

Logo Renault
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Sejak perang antara Rusia dan Ukraina dimulai banyak kejadian terjadi yang mengakibatkan kerugian besar, salah satu industri otomotif. Banyak perusahaan terpukul keras dan mengalami kebangkrutan adanya perang kedua negara tersebut.

Viral Parkir Mobil di Bandara Rp1,2 Juta, Warganet: Enggak Usah Kaget

Perusahaan pembuat mobil di Prancis, Renault baru saja mengumumkan akan menjual seluruh aset mereka yang ada di Rusia, pada pabrikan otomotif Lada.

"Hari ini, kami telah mengambil keputusan yang sulit tetapi perlu untuk dilakukan," ungkap Ceo Renault, Luca de Meo, dikutip VIVA Otomotif dari JapanToday, Selasa 17 Mei 2022. 

Mobil-mobil yang Viral Rusak di Cibinong Ternyata Bukan karena Pertamax?

"Kami telah membuat pilihan yang tepat dan bertanggung jawab terhadap 45.000 karyawan kami di Rusia, sambil mempertahankan kinerja grup dan kemampuan kami untuk kembali ke negara di masa depan dalam konteks yang berbeda," tambah Luca.

Prestige Image Motorcars beli saham Maxindo Renault Indonesia

Photo :
  • dok. Prestige
Bermacam Godaan Suzuki Indonesia yang Patut Dilirik di GJAW 2024

Perusahaan yang didirikan tahun 1898 itu tidak memberikan rincian secara detail jumlah keuangan dari penjualan produk mobil mereka. Meski begitu, mereka telah mencari jalan alternatif terbaik untuk kebangkitan perusahaan yang sedang di tengah kebangkrutan.

Renault akan terus membuat desain mobil penumpang dan kemungkinan memproduksi kendaraan terbaru di tahun ini. Mereka tetap optimis dalam hasil produksi yang dibuatnya dalam rencana telah disiapkan untuk pelanggan setianya yang tak sabar menunggu.

Perlu diketahui, nantinya pemilik baru yang mengambil alih operasi perusahaan harus bergelut dengan kekurangan komponen impor untuk mobil, terutama elektronik. Bahkan sektor pembuatan mobil mereka sangat bergantung pada rantai pasokan internasional yang telah terganggu oleh perang Rusia dan Ukraina. 

Ditambah lagi setelah invasi yang dapat berisiko merusak reputasi perusahaan di mata pelanggan. Hal-hal tersebut membuat perusahaan yang memproduksi mobil berukuran kecil ini harus memiliki strategi yang kuat agar bisa bangkit kembali sediakala.

Sebagai tambahan informasi, sudah hampir setengah juta kendaraan Renault terjual di Rusia pada tahun lalu. Mereka terus mencoba dan berupaya untuk menjaga sebagian besar personel di pabrik agar kebutuhan produksinya terpenuhi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya