Cari Bahan Bakar Shell Kini Semakin Mudah
- Dok: Shell Indonesia
VIVA – Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau SPBU Shell pertama kali ada di Indonesia pada 2005, yakni di Jakarta. Kehadirannya seolah jadi angin segar bagi para pemilik kendaraan, yang membutuhkan bahan bakar minyak berkualitas tinggi.
Meski harganya lebih mahal dari produk yang ditawarkan oleh perusahaan milik negara, namun sampai saat ini bisnis mereka masih terus berjalan, bahkan juga berkembang ke beberapa kota lain.
Konsep yang ditawarkan Shell pada awalnya menarik bagi konsumen, karena mereka juga bisa mendapatkan layanan pembersihan kaca, mengisi angin ban dan membeli jajanan di toko kecil yang tersedia.
Seiring naiknya permintaan pasar akan produk bahan bakar berkualitas, Shell Indonesia terus mengembangkan jaringan dengan membuka 30 SPBU baru sepanjang tahun lalu. Dengan total 167 SPBU di akhir Desember 2021, Shell Indonesia mencatat penambahan sebanyak 22 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
SPBU Shell Modular
- Dok: Shell Indonesia
“Di tahun 2021, kami menghadirkan SPBU Shell di beberapa wilayah baru seperti di Blitar, Pasuruan, Gresik, dan Sidoarjo,” ujar Deputy Director dan Vice President Network Shell Mobility Indonesia, Ingrid Siburian melalui keterangan resmi, dikutip VIVA Otomotif Jumat 4 Maret 2022.
Dari jumlah tersebut, Ingrid menuturkan bahwa tujuh di antaranya merupakan hasil dari Program Kemitraan Dealer SPBU Shell. Hingga kini, jumlah SPBU yang dimiliki oleh mitra pengusaha telah mencapai 23 unit.
Selain model konvensional, perusahaan Inggris-Belanda itu juga terus mengembangkan SPBU Modular dengan nilai investasi yang lebih terjangkau. Sampai saat ini, sudah ada tujuh SPBU yang tersebar di Jawa Barat dan Jawa Timur.
Mitra dealer juga bisa memanfaatkan ruang yang ada untuk membangun bisnis sampingan, seperti convenience store, kedai kopi, restoran, bengkel, serta ATM center.
“Shell siap memberikan beragam dukungan kepada mitra bisnis kami, untuk memiliki dan mengelola bisnis SPBU serta bertumbuh bersama,” tutur Head of Dealer-Owned Network Shell Indonesia, Agung Saputra.
