Jahatnya Sirkuit Mandalika yang Dirasakan Pembalap MotoGP
- Motogp
VIVA – Para pembalap MotoGP telah selesai menggeber motor gacoannya, untuk mengikuti tes pra musim di Sirkuit Mandalika.
Hari pertama, pembalap dihebohkan dengan kotornya permukaan aspal sirkuit yang jadi kebanggaan masyarakat Indonesia, kondisi tersebut membuat perwakilan dan pembalap bertemu untuk melakukan diskusi.
Karena permukaan aspal sirkuit yang kotor, sehingga mengakibatkan banyaknya kerikil yang terbang karena terlindas oleh ban motor.
Hal tersebut dialami oleh Alex Marquez yang mengaku mengalami memar merah, pada bagian lehernya karena terkena kerikil yang terbang mengarah ke dirinya.
"Tikungan pertama dan terakhir adalah bagian terburuk, pada tikungan tersebut aspalnya seperti berbeda, bahkan di tikungan pertama saya bisa melihat batu," bilang Alex Marquez, dikutip VIVA Otomotif dari Motorsport, Senin 14 Februari 2022.
Selain itu, Alex juga pernah berada di belakang pembalap lain, adiknya Marc Marquez itu merasa tidak percaya, karena merasakan seperti tembakan. "Akhirnya kena leher saya," tambahnya.
Cerita Alex Marquez juga dibenarkan Andrea Dovizioso. Rider Yamaha RNF ini akan membahasnya di komisi keselamatan.
"Ya ada poin lain yang harus kita bicarakan pada Safety Commission, yaitu aspal berbatu di mana-mana seperti itu," tambah Dovizioso.
Dovi juga mengungkapkan ketika mengikuti pembalap lain, akan merasakan sakit karena merasakan hantaman batu-batu kecil yang mental dari pembalap di depannya.
Pembalap lain yakni Jorge Martin punya pengalaman yang berbeda, dirinya sempat terjatuh di Mandalika. Dirinya masuk ke tikungan 15, dia terjatuh kehilangan kendali dan mengalami kecelakaan dalam kecepatan tinggi.
Setelah terjatuh,Jorge Martin mengkritik sirkuit kebanggaan masyarakat Indonesia, kata Jorge Martin permukaan gravel dari sirkuit ini sangat kasar dan juga keras. Jorge Martin malah mengibaratkan mengibaratkan gravel di Sirkuit Mandalika seperti pisau.
"Gravel di Mandalika perlu jadi perhatian, karena aneh dan itu bisa membuat sakit. Karena biasanya gravel itu seperti kerikil kecil, tapi disini seperti pisau," pungkas Jorge Martin.