Industri Otomotif Indonesia Bakal Jadi Rantai Pasok Global

Ekspor mobil Indonesia
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Otomotif menjadi salah satu industri manufaktur yang jadi andalan Indonesia, untuk bersaing di kancah global. Sektor ini telah terbukti mampu menyumbang ekspor dengan nilai yang sangat besar.

Motor Buatan Indonesia Digandrungi di Luar Negeri

Saat ini Indonesia memiliki manufacturing value add atau nilai tambah manufaktur, sebesar US$281 miliar dan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Hai itu membuat ekonominya masuk dalam golongan manufactured based.

“Berbagai langkah dilakukan Kementerian Perindustrian untuk meningkatkan nilai tambah di sektor industri, antara lain mendorong hilirisasi, substitusi impor, dan menjadikan industri di Tanah Air sebagai bagian rantai pasok global,” ujar Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif melalui keterangan resmi, dikutip VIVA Otomotif Senin 13 September 2021.

Tiga Instansi Ini Berkolaborasi Bawa Produk UMKM Bekasi Tembus Pasar Luar Negeri

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia / Kemenperin RI

Photo :
  • vivanews/Andry Daud

Dengan naiknya MVA, hal itu memberi efek yang berlipat ganda, mulai dari penyerapan tenaga kerja, devisa ekspor hingga pemasukan pajak dan cukai.

RI Kini Punya Pabrik Pipa Seamless Pertama di Asia Tenggara, Investasinya Rp 2,5 Triliun

“Kekuatan ekonomi Indonesia terletak pada pasar domestik yang besar, dengan tetap berorientasi ekspor. Ini yang membedakan dengan negara lain di Asia Tenggara, seperti Singapura atau Vietnam,” tuturnya.

Sebagai perbandingan, Thailand memiliki MVA sebesar US$1,23 miliar, sementara Malaysia US$81,19 juta dan Vietnam US$41,7 juta.

Ekspor Mobil Indonesia Meningkat

Photo :
  • VIVA/Muhamad Solihin

Febri menjelaskan, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai bagian rantai pasok global yakni dengan menggelar program pengembangan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

“Saat ini sudah ada peta jalan pengembangan kendaraan listrik, yang meliputi rencana pengembangan industri komponen utama EV berupa baterai, motor listrik dan inverter,” ungkapnya.

Menurut Febri, permintaan EV di dunia diprediksi terus meningkat, sehingga berdampak pada peningkatan kebutuhan baterai bagi kendaraan listrik.

Meningkatnya penggunaan baterai juga mendorong peningkatan bahan baku, sehingga negara yang memiliki sumber bahan baku baterai seperti Indonesia akan memegang peranan sangat penting.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya