Jualan Onderdil Palsu Lebih Menguntungkan dari Narkoba
- DatatraceID
VIVA – Hampir setiap produk yang dikonsumsi oleh banyak orang hadir dalam versi tiruan atau palsu. Salah satu sektor yang dibanjiri oleh produk-produk tersebut, yakni otomotif.
Dikutip VIVA Otomotif dari laman Carscoops, Sabtu 31 Juli 2021, menurut data Daimler pada tahun lalu ada sekitar 1,7 juta komponen kendaraan yang disita pihak berwajib, karena terbukti palsu.
Perusahaan asal Jerman yang membawahi merek Mercedes-Benz itu, aktif mendukung dan terlibat langsung dalam pemberantasan produk ilegal yang berkaitan dengan produk kendaraan mereka.
Jumlah itu dikatakan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dan ini cukup mengagetkan mengingat pada 2020 banyak agenda persidangan yang harus ditunda karena wabah pandemi.
Salah satu faktor yang membuat para pembuat suku cadang dan onderdil palsu panen pesanan, yakni karena selama pandemi konsumen lebih banyak melakukan transaksi secara online.
Sebagian dari mereka tidak mengetahui cara berbelanja online yang aman, dan mudah percaya apa yang ditulis di keterangan produk. Bahkan ketika barang sudah sampai, mereka belum juga menyadari perbedaannya.
Daimler mengatakan, bahwa mereka cenderung fokus pada suku cadang palsu yang berhubungan dengan keselamatan. Misalnya, kampas rem yang bukan orisinal akan membuat jarak pengereman menjadi lebih jauh.
Mereka juga menemukan, velg AMG yang dijual dengan harga lebih murah ternyata palsu dan saat diuji di pusat penelitian mengalami retak. Sang pemalsu sangat lihai, sehingga konsumen tidak bisa membedakan kualitasnya.
Fakta unik lainnya diungkapkan oleh Unifab, di mana hasil riset mereka menunjukkan bahwa beberapa pemalsu suku cadang mengambil untung sangat besar, bahkan lebih dari yang biasa dilakukan oleh para pengedar narkoba.