Ramai Bensin Pertamini dari Pohon Sawit di Media Sosial

Ilustrasi Pertamini
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Banyak hal unik dan menarik yang bisa ditemukan di media sosial. Salah satunya seperti komentar warganet soal asal usul bahan bakar yang dijual pedagang bensin eceran.

Dorongan Pemerintah, Digitalisasi Ini Lebih Memudahkan Petani Karet

Komentar ini awalnya diunggah tahun lalu, namun kembali diunggah ke laman Facebook Bekakas pada akhir tahun ini dan mendapat banyak respons dari warganet.

Dilansir VIVA Otomotif pada Kamis 3 Desember 2020, percakapan tersebut bermula saat salah satu warganet mengomentari berita tentang perubahan struktur di PT Pertamina.

Cekcok Mulut Berujung Duel Maut gegara Sawit di Simalungun, 1 Orang Tewas Ditebas Pakai Parang

Ia yang tampaknya tidak mendukung keputusan tersebut, lantas mengajak para pengguna kendaraan bermotor untuk menggunakan produk yang dijual Pertamini, sebutan untuk para pedagang bensin eceran yang menawarkan dagangan memakai mesin dispenser.

“Mari kita beralih ke bensin kaki lima supaya Pertamina gak laku,” tulis warganet tersebut.

Luncurkan Buku soal Hilirisasi Sawit, Saleh Husin: Cegah RI Terperangkap Jebakan Kelas Menengah

Kemudian ada warganet lain yang membalas komentar itu, dengan bertanya bukankah bahan bakar minyak yang dijual Pertamini juga berasal dari stasiun pengisian bahan bakar umum milik Pertamina.

“Emang pertamini punya pengolahan bbm sendiri? Bukannya ambil di pertamina juga, sama kayak bensin eceran yang dijual di botol,” balas warganet itu.

Warganet pertama kemudian membalas dengan komentar yang mengundang gelak tawa.

“Kalo pertamini setau saya mengolah bensin sendiri dari pohon sawit,” kata dia.

Komentar tersebut langsung mendapat banyak tanggapan dari pengunjung grup Facebook tersebut.

“Bukannya klo pertamini bensinnya dari tetesan tebu,” ujar netizen.

“Setelah membaca postingan ini wawasan saya bertambah mbah,” timpal warganet lainnya.

Ilustrasi energi terbarukan (renewable energy).

Momentum Akselerasi Energi Terbarukan

Langkah ini diharapkan dapat mendorong percepatan pengembangan 'renewable energy' (energi terbarukan) yang tentu berdampak baik pada lingkungan.

img_title
VIVA.co.id
7 November 2024