Ternyata Ini Penyebab Sering Terjadinya Kecelakaan di Tol Cipali

Kecelakaan Maut di Tol Cipali, Minggu 23 Agustus 2020.
Sumber :
  • Repro Instagram @Info_Jawa_barat

VIVA – Tol Cipali kini menjadi jalur favorit, bagi masyarakat di wilayah Jakarta dan sekitarnya ketika hendak menuju berbagai kota lain di Pulau Jawa. Melewati jalur tersebut, ternyata bisa mengurangi jarak hingga 40 kilometer dibandingkan jalan biasa.

Korban Luka hingga Tewas Akibat Truk Tronton Tabrak Ruko di Semarang Dipastikan Dapat Santunan

Efisiensi jarak tersebut, bisa terjadi karena jalan tol ini didominasi jalanan lurus dan minim kelokan. Sehingga, pengemudi kerap memacu kendaraannya dengan lebih cepat. Padahal, cara tersebut membuat risiko kecelakaan lalu lintas menjadi tinggi.

Direktur Operasi Astra Tol Cipali, Agung Prasetyo mengatakan, berdasarkan kajian KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi dan Kepolisian, ada dua penyebab seringnya terjadi kecelakaan di tol Cipali.

Truk Tronton Tabrak Ruko di Semarang, Dua Orang Tewas

Pertama, kata dia, karena faktor kelelahan pengemudi. Sebab, posisi tol yang pihaknya kelola itu ada di tengah jika pengemudi dari arah Jakarta dan sekitarnya, sebelum menuju kota-kota lain di Jawa Barat, Jawa Tengah, bahkan hingga ke Timur Pulau Jawa.

"Pengemudi biasanya sudah kena macet, sehingga saat masuk di wilayah ini memacu kecepatan meski mereka sudah capek, karena ingin cepat sampai. Sebaliknya, mereka yang dari arah Jawa tengah dan sekitarnya, pas titik lelahnya di tol Cipali," ujarnya, Jumat 27 November 2020.

Fakta Baru Penyebab Utama Kecelakaan Tol Cipularang, Korlantas Polri Sebut Sopir Truk Belum Mahir

Photo :
  • ANTARA/Risky Andrianto

Penyebab kedua, kata Agung, kecelakaan lalu lintas di ruas jalan tol jauh itu, karena adanya perbedaan kecepatan kendaraan yang dipacu, yakni antara mobil kecil untuk angkutan, dengan truk atau bus yang membawa beban lebih berat.

Berdasarkan data dari riset Astra Tol Cipali, kata dia, kendaraan golongan 1 saat melintasi jalur tersebut kecepatan rata-ratanya bisa mencapai 137 kilometer per jam. Sementara itu, truk dengan ukuran besaar biasanya melaju sangat pelan dan rata-ratanya hanya 29 kilometer per jam.

"Bisa dibayangkan jika mobil kecil itu kencang, lalu di depan ada truk pelan, bisa jadi enggak sempat menghindar atau mengerem. Sehingga, tabrak belakang ini memang cukup besar. Maka, kami terus lakukan berbagai upaya, agar kecelakaan ini bisa ditekan," paparnya.

Baca juga: Nissan Luncurkan Terra Model Baru, Wujudnya Begini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya