Menperin: RI Jadi Basis Produksi Industri Otomotif ASEAN
- Dok. Kemenperin
VIVA – Industri otomotif di Tanah Air semakin kompetitif di kancah global, dengan ditandai sejumlah produsen yang gencar menembus pasar ekspor. Hal ini tidak terlepas, dari buah peningkatan investasi yang turut memperdalam struktur manufaktur sektor tersebut.
“Sesuai yang disampaikan berulang kali oleh Bapak Presiden Joko Widodo, pengembangan ekspor itu hanya bisa dilakukan karena adanya investasi,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Kamis 26 September 2019.
Dalam hal ini, pemerintah memberikan apresiasi kepada PT SGMW Motor Indonesia yang mampu mengapalkan produknya ke mancanegara. “Kami sangat memberikan apresiasi, karena dalam waktu 20 bulan, investasi yang dilakukan oleh SGMW sudah sanggup masuk ke pasar ASEAN,” ujar Menperin.
Pada acara seremoni yang dihadiri Menperin, PT SGMW Motor Indonesia meresmikan ekspor perdana produk SUV-nya ke sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara dan Oseania. Acara bertajuk “Bersama Indonesia untuk Dunia” yang digelar di pabrik Wuling, Cikarang Pusat itu menjadi tanda dimulainya pengiriman unit ke Thailand, Brunei Darussalam, dan Fiji.
Airlangga menegaskan, langkah yang dilakukan PT SGMW Motor Indonesia tersebut, juga membuktikan bahwa Indonesia sudah menjadi basis produksi dari sektor industri otomotif di tingkat ASEAN. “Dari hasil SGMW yang menginvestasikan hampir Rp9 triliun di Indonesia ini, mereka sudah membangun klaster produksinya,” ujarnya.
Bahkan, melalui terbangunnya ekosistem yang terpadu itu, perusahaan mampu mencapai produktivitas yang optimal. “Sebab, dalam waktu dua tahun, market share mereka sudah bisa menyentuh lima persen. Ini suatu capaian yang luar biasa,” tambahnya.
Menurut Airlangga, PT SGMW Motor Indonesia yang beroperasi sejak 2017, telah menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 900 orang. Apabila ditambah dengan pekerja dari perusahaan supplier dan 100 distrubutor yang masuk dalam ekosistem bisnisnya, diperkirakan menyerap hingga 5.000 orang.
“Kami pun mengapresiasi pabrik SGMW di Cikarang ini yang sudah mengintegrasikan sistem teknologi manufaktur terkini, dengan memiliki kapasitas produksi sebesar 120 ribu unit per tahun dan hingga saat ini memproduksi empat merek mobil,” paparnya.
Berdasarkan laporan yang diterima, penjualan Wuling mengalami peningkatan dari 5.050 unit pada 2017 menjadi 17.002 unit sepanjang 2018, atau naik sebesar 236,7 persen. PT SGMW Motor Indonesia menargetkan ekspornya menembus 2.600 unit hingga akhir 2019.
“Selain ingin menjadikan Indonesia sebagai basis ekspor ke wilayah ASEAN, kami juga terus mendorong komitmen PT SGMW dalam upaya peningkatan kandungan lokal di atas 60-70 persen,” tuturnya.
President Wuling Motors Xu Feiyun menyampaikan, pihaknya bertekad dalam jangka panjang untuk menjadikan pabrik Wuling di Indonesia sebagai pilar bagi otomotif dunia. “Dimulainya kegiatan ekspor ini membuktikan bahwa produksi anak bangsa Indonesia mampu bersaing di tingkat global,” tuturnya.
Karena itu, Wuling terus melakukan peningkatan produksi di berbagai lini andalannya, hingga telah mencapai lebih dari 30 ribu unit yang sampai ke tangan konsumen Indonesia.
Tercatat, ada empat model kendaraan yang dibuat di pabrik Cikarang, yaitu seri Confero yang merupakan MPV pertama Wuling, seri Cortez yang bermain di segmen Medium MPV, Formo untuk pasar Light Commercial Vehicle, serta Almaz selaku Smart Technology SUV.
Dengan mengaplikasikan Global Manufacturing System (GMS), Wuling memastikan bahwa pabriknya berkompeten untuk mencapai efisiensi proses produksi dan menghasilkan produk berkualitas tinggi yang dapat bersaing di tingkat internasional.
Pabrik Wuling sudah didukung oleh empat fasilitas produksi yang terintegrasi dengan supplier park yang berada di dalam satu kawasan seluas 60 hektare.
“Dengan sinergi kecanggihan teknologi pabrik, standar GMS, dan sumber daya manusia yang unggul, kami akan memperluas ekspor ke negara tujuan lainnya dan terus berkontribusi lebih untuk Indonesia,” ujar Xu Feiyun.