Lockdown Corona Bikin Udara Kota Paling Berpolusi di Dunia Jadi Segar
VIVA – Kebijakan lockdown yang diterapkan pemerintah India dalam rangka mengurangi penyebaran Virus Corona atau COVID-19, membuat langit kota New Delhi menjadi bersih dari polusi udara. Hal ini merupakan kejadian langka di negara tersebut.
Sebab, kombinasi dari polusi industri, pembakaran sisa pertanian dan asap mobil dan kendaraan lainnya membuat New Delhi dan kota-kota lainnya di India diselimuti kabut tebal selama beberapa bulan dalam setahun.
Berdasarkan data IQ AirVisual, Delhi adalah ibu kota paling berpolusi di dunia. Namun, pada hari ke 25 diterapkannya lockdown di negara tersebut, nilai konsentrasi partikel PM 2.5 dalam satu meter kubik udara rata-rata mencapai 44,18.
Angka ini menurun secara drastis dari rata-rata 81.88, yang tercatat antara 22 Maret hingga 15 April 2019. Menurut data yang dikumpulkan otoritas setempat, pada 2019, rata-rata konsentrasi partikel PM 2.5 dalam satu meter kubik udara di New Delhi adalah 98.6.
"Udara bersih adalah anugerah. Menghirup udara bersih akan membuat imunitas saya naik untuk melawan Virus Corona," kata Rakesh Singh, yang tinggal di Noida, pinggir kota New Delhi, dilansir dari Channel News Asia, Rabu 22 April 2020.
Baca juga:Â Polisi Hadapi Dilema saat Cegat Pemudik
Laporan ini menjadi catatan baik bagi New Delhi yang dari tahun ke tahun selalu bergelut dengan polusi udara. Asap dari knalpot kendaraan dan debu dari pekerjaan konstruksi berkontribusi besar terhadap polusi udara di New Delhi.
Ibu Kota India tersebut memiliki wilayah yang luas dan menjadi jalur lalu lintas sedikitnya 10 juta kendaraan. Jumlah yang sangat besar, bahkan jika tiga kota besar seperti Mumbai, Chennai dan Kolkata digabungkan sekali pun.
Penurunan permintaan pemakaian bahan bakar dan listrik juga berkontribusi dalam penurunan tingkat polusi. Ketika permintaan listrik turun, 11 dari 12 pembangkit listrik tenaga batu bara yang berada 300 kilometer dari New Delhi telah menutup operasi mereka. Selain itu, konsumsi diesel juga turun hampir seperempatnya.
Namun, udara yang bersih saat ini diperkirakan tidak akan berlangsung lama. Para ahli mengatakan bahwa kualitas udara bisa memburuk lagi seiring dengan dicabutnya aturan lockdown yang dijadwalkan pada tanggal 3 Mei 2020.
"Setelah lockdown selesai, kita akan melihat paket stimulus dan rencana ekonomi, dan ketakutan terbesar saya adalah bahwa lingkungan akan menjadi korban yang pertama," kata Vimlendhu Jha, seorang pakar lingkungan.
Pantau berita terkini di VIVA Network terkait Virus Corona
Laporan Dion Yudhantama