Polisi Hadapi Dilema saat Cegat Pemudik
- ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
VIVA – Pembatasan sosial berskala besar diterapkan di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Jakarta. Ini dilakukan, untuk memutus rantai penyebaran virus corona.
Warga diminta untuk menghabiskan sebagian besar waktu, di dalam rumah. Mereka diizinkan bepergian, hanya untuk membeli kebutuhan rumah tangga dan juga makanan.
Selain PSBB, pemerintah juga melarang warga untuk pulang ke kampung halaman. Tujuannya, agar penyebaran virus tidak sampai ke area kampung dan desa.
Direktur Lalu Lintas Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Sigit Irfansyah menjelaskan, nantinya akan ada penyekatan di titik-titik tertentu, yang berfungsi mencegah warga untuk mudik.
Baca juga: Mudik Pakai Cara Ini Berpotensi Lolos dari Cegatan
“Tidak ada penutupan jalan tol, yang ada adalah penyekatan. Mulai tanggal 24 April, jalan arteri dan tol,” tuturnya melalui video conference di acara yang diinisiatif oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Rabu 22 April 2020.
Sementara itu, Manajemen Operasional Rekayasa Lalu Lintas Direktorat Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri, Kombes Pol Indra Jafar mengatakan bahwa ada petugas yang berjaga di lapangan akan menemui dilema, saat menghadapi warga yang ingin mudik.
“Contoh kemarin saat kegiatan PSBB, masyarakat ingin pulang ke daerahnya. Mereka memiliki alasan, sudah tidak ada kegiatan lagi di kota. Sementara, anak istrinya saat ini sudah berada di daerah,” ungkapnya.
Indra menjelaskan, hal itu akan memicu konflik di lapangan. Namun, ia memastikan bahwa petugas di lapangan tetap melakukan upaya persuasif, dengan cara memberikan imbauan. Sehingga, warga bisa memahami.
“Saat ini, upaya kami sudah sampai dengan tingkat Babimkantibmas. Kami coba melakukan sosialisasi, baik melalui media maupun secara langsung, untuk memberikan informasi kepada masyarakat yang hendak mudik,” jelasnya.