Indonesia Bakal Punya Pabrik Kendaraan Listrik di Masa Depan
- VIVA.co.id/Hadi Suprapto
VIVA – Kerja sama antara Indonesia dengan Jepang sudah berlangsung puluhan tahun, di berbagai bidang, termasuk untuk industri otomotif.
Wujud nyatanya adalah mobil-mobil yang berseliweran di berbagai jalanan di wilayah Nusantara. Tak hanya itu, produsen otomotif Jepang juga membangun pabrik kendaraan secara lokal.
Kini, kedua negara terus menjalin kerja sama dalam upaya pengembangan industri otomotif, termasuk untuk mendorong percepatan produksi kendaraan yang ramah lingkungan.
Langkah tersebut, diwujudkan melalui sinergi antara Kementerian Perindustrian RI dengan Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Perindustrian (Ministry of Economy, Trade and Industry/METI) Jepang.
Baca juga: Toyota Yaris Ikut 'Party' Bareng di DWP 2019
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perin RI, Harjanto mengatakan, perwakilan pemerintah Jepang itu memberikan gambaran tentang pengembangan industri kendaraan listrik.
"Adapun yang kamibahas, antara lain mengenai kebijakan pengembangan industri otomotif kedua negara. Selain itu, tren dan aktivitas penggunaan kendaraan listrik, serta pengembangan baterainya di dunia,” ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu 15 Desember 2019.
Harjanto mengatakan, sinergi antara pemerintahan kedua negara ini dilakukan untuk berbagi pengetahuan, dan pengalaman mengenai standardisasi serta regulasi teknis yang diimplementasikan di kedua negara.
Terkait pengembangan kendaraan listrik, kata Harjanto, kedua belah pihak sudah membicarakan perkembangan investasi dan insentif untuk pengembangan industri kendaraan ramah lingkungan itu.
Apalagi, di sektor otomotif, Jepang juga adalah salah satu kisah sukses dari para investor yang ingin terus menanamkan modalnya di Tanah Air.
“Kami jelaskan secara komprehensif kepada mereka, sehingga bisa mendapatkan pemahaman yang jelas,” paparnya.
Agar investor dari produsen otomotif Jepang tertarik menanam dana, untuk pengembangan kendaraan listrik, kata Harjanto, Pemerintah Indonesia akan memfasilitasi pemberian insentif fiskal seperti tax holiday.
“Kami fokus membidik investasi pembuatan baterai, electric motor, dan power control unit. Insentif tersebut diberikan jika investasinya sekitar USD50 juta atau dibuat proses industrialisasi di dalam negeri,” ucapnya.