Mengenal Sejarah Alas Roban yang Konon Angker

Alas Roban, Jawa Tengah.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Alas Roban baru-baru ini bertengger di deretan topik terpopuler Twitter Indonesia. Dari penelusuran VIVA.co.id, cuitan pertama mengenai Alas Roban pertama kali diunggah oleh akun @kisahtanahjawa

Polisi Bakal Tindak Tegas terhadap Sopir Truk yang Langgar Jam Operasional di Tangerang

Alas Roban sendiri kerap menjadi perbincangan, dan dikaitkan dengan peristiwa mistik. Di samping itu, beberapa kecelakaan juga kerap terjadi di jalur ini.

Apa sejarah Alas Roban? Berikut ini sejumlah fakta yang berhasil dihimpun VIVA.co.id dari berbagai sumber, Rabu 4 September 2019:

Polisi Minta Oknum Masyarakat Kembalikan Onderdil Usai Aksi Kericuhan Warga vs Truk di Tangerang

Jalur Tengkorak

Baca juga: Anjing Bisa Agresif Jika Kurang Olahraga

Sopir Truk Penabrak Anak Kecil Berujung Kerusuhan di Tangerang Positif Narkoba

Jalur yang berada di Kabupaten Batang, Jawa Tengah ini terkenal dengan tanjakan yang cukup curam. Jalanan yang menanjak berkelok dan kepadatan kendaraan saat arus mudik, acap kali menyebabkan kecelakaan di daerah tersebut. Maka, tidak heran jika jalur ini dikenal sebagai jalur tengkorak. 

Bekas Hutan 

Alas dalam bahasa Jawa, berarti hutan. Sebelum menjadi jalur alternatif, Alas Roban merupakan hutan belantara, yang kemudian dibabat menjadi jalan. Lantaran membelah hutan, jalur Alas Roban memiliki alur yang cukup sulit. 

Dibangun saat Masa Penjajahan

Alas Roban konon dibangun sejak masa penjajahan VOC. Jalur ini merupakan gagasan dari Herman Willem Daendles, yang mempekerjakan rakyat Indonesia secara paksa.

Jalur Alternatif Mudik

Jalur yang menghubungkan Jawa Barat dan Jawa Tengah ini kerap menjadi jalur alternatif, ketika musim mudik tiba. Aspalnya terbilang mulus, sehingga banyak pengemudi memacu kendaraan dengan kencang. 

Punya Tiga Jalur

Ada tiga jalur yang bisa dilewati saat melintas di Alas Roban, yakni Jalan Poncowati atau Jalan Sentul Alas Roban (jalur lama), jalur lingkar selatan, dan jalur utara (Jalur Pantura).

Jalur lama biasanya banyak dilewati truk gandeng dan bus. Jalur selatan juga dilewati truk besar, sedangkan jalur utara kendaraan pribadi dan roda dua.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya