Mau Jual Komponen ke Pabrik Mobil, Produsen harus Belajar Budaya
- VIVA/Pius Mali
VIVA – Persaingan di dunia otomotif bukan hanya terjadi pada produk jadi dalam bentuk kendaraan bermotor, namun juga industri komponennya. Sebab, satu unit kendaraan bisa memiliki ratusan, bahkan ribuan komponen.
Ketatnya persaingan industri tersebut, membuat pemerintah terus berupaya meningkatkan kemampuan dan daya saing industri kecil dan menengah.
Khusus dalam Industri Kecil Menengah (IKM) komponen otomotif, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian mendorong terciptanya kemitraan IKM otomotif dengan tier Agen Pemegang Merek.
Direktur IKM Logam Mesin Elektronika dan Alat Angkut Kemenperin, Endang Suwartini mengatakan, industri besar dan tier APM bisa memberikan kesempatan bagi IKM untuk berkembang.
Endang mencontohkan, tier 3 dan tier 4 otomotif sebenarnya mudah dikerjakan oleh IKM, seperti stamping (pencetakan metal) atau pekerjaan lain. Dalam kegiatan ini, IKM akan belajar bagaimana karakter dari perusahaan-perusahaan Jepang.
"Jadi, sebelum bermitra harus punya mindset atau budaya kerja yang bagus, seperti yang diterapkan perusahaan-perusahaan yang di Jepang. Itu arahnya ke sana,” ujar Endang di Jakarta.
Untuk menjalin kemitraan dengan industri besar asal Jepang, kata Endang, IKM harus memahami budaya kerja industri besarnya. Perusahaan akan meminta IKM melaksanakan prinsip 5R, yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin.
“Jadi, tidak bisa mendadak langsung bermitra. Ada tahapannya. Misalnya, betulkan dulu proses produksinya, sistem mutu dan lain-lain,” ungkapnya.