Indonesia Kembangkan Baterai Mobil Listrik dari Arang Bambu
- Pixabay
VIVA – Indonesia segera masuk ke era kendaraan berpenggerak ramah lingkungan. Salah satu alternatif penggerak yang tidak menimbulkan polusi itu adalah listrik.
Sayangnya, kendala yang ada pada mobil atau motor listrik adalah tempat penyimpanan energinya. Pengembangan baterai hingga kini masih terhenti di teknologi Lithium-ion.
Selain biaya produksi yang tidak murah, proses daur ulangnya juga merepotkan. Tidak semua komponen pada baterai bisa digunakan kembali sebagai bahan baku.
Itu sebabnya, Kementerian Perindustrian berusaha mengembangkan bahan baku alternatif yang lebih sederhana dan juga ramah lingkungan.
Berdasarkan rilis yang diterima VIVA, Rabu 15 Agustus 2018, Balai Riset dan Standardisasi atau Baristand Industri Banjarbaru yang ada di Kalimantan Selatan, melakukan riset arang bambu.
Material yang berasal dari pohon bambu itu nantinya akan digunakan sebagai pengganti grafit, yakni konektor positif yang ada di baterai.
“Bambu yang digunakan adalah bambu betung, yang merupakan potensi alam yang ada di Kalimantan Selatan,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kemenperin, Ngakan Timur Antara.
Menurut Ngakan, selama ini komponen baterai kering yang umum digunakan berasal dari bahan grafit.
Sementara, grafit merupakan mineral tambang alam yang bersifat tidak dapat diperbarui. (ren)