Cara Menghilangkan Trauma pada Anak
- iStock
VIVAlife - Banyak hal yang menyebabkan trauma pada anak. Mulai dari diejek teman sebaya, jatuh dari sepeda, pertengkaran orangtua, hingga kecelakaan lalu lintas.
Menurut psikolog anak dan keluarga, Roslina Verauli, trauma merupakan emosi ekstrem yang muncul karena karena banyak hal. Biasanya emosi tidak dikelola dengan tepat saat menghadapi sebuah kejadian.
Meski demikian, pada dasarnya trauma pada seorang anak akan berbeda-beda dampaknya. Verauli menjelaskan, trauma akan lebih cepat meredam jika terjadi pada anak yang memiliki profil sebagai anak yang ekstrovert, ceria, dan cerdas.
Dukungan orangtua
Di sisi lain, motivasi atau dukungan orangtua menjadi hal penting. Misalnya menemani anak sampai masa penyembuhan trauma.
"Orangtua juga dapat berkomunikasi dengan cara netral. Bicarakan kondisi dengan rasional," kata Verauli saat dihubungi VIVAlife, Kamis, 19 September 2013.
Selain itu usahakan untuk menghindari komentar yang menyudutkan atau menyalahkan anak. Verauli mengatakan bahwa trauma seorang anak juga dapat menurun atau diredam dengan cara diberikan gambar atau lagu. Hal ini dinilai mampu memantik rasa senangnya.
"Cara itu mungkin akan lebih efektif," ucap Verauli. (eh)
