Mengerikan, Muncul Lagi Setelah 21 Tahun Pembom Siluman B-2 Spirit Amerika Bombardir Yaman
- Istimewa VIVA Militer
VIVA – Militer Amerika Serikat baru saja melakukan serangan mengerikan ke sejumlah titik yang diduga sebagai lokasi fasilitas penyimpanan senjata milik milisi Houthi yang berada di selatan dan utara Ibukota Sana, Yaman.
Amerika membombadir enam titik sekaligus dengan bom dengan daya ledak dahsyat di malam hari waktu setempat. Serangan udara itu ditukangi pasukan pembom yang berada di bawah kendali Komando Pusat AS alias United States Central Command (CENTCOM).
"CENTCOM melakukan beberapa serangan udara presisi terhadap sejumlah fasilitas penyimpanan senjata Houthi yang didukung Iran di wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman yang berisi berbagai senjata konvensional canggih yang digunakan untuk menargetkan kapal militer dan sipil AS dan internasional yang berlayar di perairan internasional di seluruh wilayah Merah. Laut dan Teluk Aden," tulis CENTCOM dalam siaran resmi yang diterima VIVA Militer, Kamis 17 Oktober 2024.
Yang mengejutkan dalam serangan ke Yaman itu adalah, ternyata Amerika Serikat mengerahkan pesawat pembom jarak jauh andalan mereka yaitu sang burung siluman, B-2 Spirit milik Angkatan Udara Amerika alias United States Air Force (USAF).
CENTCOM menyatakan, B-2 Spirit berhasil meluluhlantahkan fasilitas bawah tanah Houthi dengan peluru kendali berakurasi tinggi.
"Pesawat pengebom siluman jarak jauh B-2 Spirit milik Angkatan Udara AS, merupakan bagian dari operasi tersebut. Penggunaan pesawat pengebom B-2 menunjukkan kemampuan serangan global AS untuk mencapai target tersebut, bila diperlukan, kapan saja, di mana saja," tulis CENTCOM.
CENTCOM mengklaim tidak ada warga sipil yang menjadi korban dari serangan dahsyat malam hari itu. Sedangkan dampak pemboman masih menunggu informasi yang lengkap.
Perlu diketahui, pesawat pembom siluman B-2 Spirit ini sudah lama tak muncul dalam operasi pertempuran. Terakhir kali Amerika menggunakannya saat membombardir Irak saat dilaksanakan Operasi Pembebasan Irak tahun 2003 lalu.