Israel Serang Lebanon, Mabes TNI Pastikan Semua Prajurit Satgas UNIFIL Dalam Kondisi Aman
- Dispenau
Jakarta, VIVA – Serangan yang dilakukan oleh pasukan zionis Israel ke Lebanon dipastikan tidak mempengaruhi kondisi prajurit TNI yang saat ini tengah menjalankan tugas sebagai Satgas Perdamaian UNIFIL di Lebanon.
"TNI untuk penugasan Lebanon saat ini bertugas seperti biasa seperti yang disampaikan oleh Panglima TNI," kata Kapuspen TNI Mayjen TNI Hariyanto kepada awak media saat menghadiri Gladi Bersih Puncak Peringatan HUT ke-79 TNI di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Kamis, 3 Oktober 2024.
Kapuspen TNI Mayjen TNI Hariyanto menegaskan, ratusan prajurit TNI yang saat ini berada di Lebanon dalam kondisi baik-baik saja dan tidak ada yang terluka pasca-serangan yang digencarkan oleh militer Israel ke Lebanon beberapa waktu lalu.
"Sampai sekarang aman," tegasnya.
Ketika disinggung apakah dalam waktu dekat ini Mabes TNI akan memulangkan seluruh prajurir TNI dari Lebano, Mayjen TNI Hariyanto mengatakan, saat ini Mabes TNI masih terus memonitor perkembangan situasi di Lebanon.
Terkait dengan rencana penarikan pasukan perdamaian TNI yang ada di Lebanon, kata Kapuspen TNI, pihaknya menunggu keputusan dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI).
"Kita juga yang berada di homebase siap untuk menjemput atau mengawal apabila terjadi suatu hal di sana. Tapi itu pun harus seizin Menteri Luar Negeri. Menteri Luar Negeri juga harus seizin Commander UNIFIL yang di sana. Ini harus secara bertahap," kata Kapuspen TNI Mayjen TNI Hariyanto.
"Tetapi yakinlah penugasan di sana sampai dengan sekarang, masih dilaksanakan seperti biasa," tambahnya.
Sebagaimana diketahui, beberapa hari belakangan ini militer Israel menggencarkan serangan ke wilayah Lebanon. Serangan itu dilakukan untuk menekan pasukan bersenjata Hizbullah yang berada di Lebanon.
Presiden RI Joko Widodo juga telah memerintahkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk berkoordinasi dengan sejumlah negara sahabat serta pihak terkait lainnya untuk mempersiapkan rencana pemulangan atau evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) yang ada di Lebanon. Hal itu terjadi karena ketegangan situasi di Lebanon saat ini.