Dankormar Mayjen TNI Endi Kaji Pembentukan Satuan Batalyon Marinir Definitif di Pulau Natuna

VIVA Militer: Dankormar Mayjen TNI (Mar) Endi Supardi
Sumber :
  • Istimewa/Viva Militer

Jakarta – Tentara Nasional Indonesia (TNI) sampai saat ini masih berdiri kokoh untuk menerjunkan pasukannya di pulau-pulau terdepan dan terluar. Hal itu dilakukan karena Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memiliki wilayah yang sangat luas dan terdiri dari negara kepulauan dengan jumlah lebih dari 17.000 pulau dan 7.000 pulau tidak berpenghuni.

Menjaga kedaulatan NKRI di pulau terluar dan pulau terdepan adalah salah satu tugas mulia yang dilakukan oleh Korps Marinir TNI AL

Tidak terkecuali di Natuna, Kepulauan Riau. Sebagai salah satu wilayah yang berhadapan langsung dengan batas Laut China Selatan yang bertetangga dengan Vietnam, Malaysia, dan Filipina Korps Marinir TNI AL telah menempatkan Satgas Komposit di Natuna. Kekuatan Satgas Batalyon Komposit itu memiliki peran yang sangat strategis dalam menjaga kedaulatan negara Indonesia.

Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen TNI Marinir Endi Supardi mengatakan, untuk menjaga Pulau Natuna dari ancaman musuh, Korps Marinir telah mengerahkan Satgas Batalyon Komposit Marinir di sana. 

Dankormar menegaskan, meski dalam jumlah personel Satgas Batalyon Komposit itu tidak banyak, tapi Batalyon Komposit berperan penting untuk mengamankan pertahanan negara, khususnya di Natuna yang memiliki beberapa pulau-pulau terdepan yang berbatasan langsung dengan Vietnam, Malaysia dan Filipina.

"Makanya di sana (Pulau Natuna) komposit itu satuan yang disiapkan sebagai mata dan telinganya untuk satuan yang ada di belakang," kata Dankormar Mayjen TNI Endi Supardi usai menghadiri Seminar Nasional "Perspektif Historis Dalam Penanganan Konflik di Laut Natuna Utara dan Papua" yang digelar Dinas Sejarah Angkatan Laut (Disjarahal) di Balai Samudera, Jakarta Utara, Senin, 8 Juli 2024.

VIVA Militer: Satgas Marinir Ambalat XXX dan Satgaspam Pulau Terluar XXVIII

Photo :
  • Dispen Pasmar 2

Terkait dengan jumlah personel Satgas Batalyon Komposit, Dankormar mengakui, bahwa jumlah personel yang ditugaskan sebagai Satgas Komposit Marinir TNI AL di Natuna tidaklah dalam jumlah besar atau banyak. Namun, lanjutnya, tugas dan peran mereka sangat vital dan strategis di pulau terdepan dan pulau terluar.

Momen 8 Prajurit Kopassus Meluncur dari Tugu Monas dengan Posisi Kepala di Bawah, Jokowi Terpukau

"Minimal ada, misalkan dari negara lain masuk, dia tahu duluan. Dari segi kekuatan memang kecil, kenapa? Karena daerahnya juga terbatas, kemudian tugasnya hanya sebagai mata dan telinga. Kalau ada informasi terbaru apa, dia menyampaikan," ungkapnya.

Lebih jauh, Dankormar menjelaskan, bahwa pihaknya telah mengkaji usulan agar kedepan Marinir memiliki satuan batalyon marinir secara definitif di Pulau Natuna. Dengan demikian, kekuatan batalyon Marinir dapat lebih ideal dalam menjaga pulau-pulau terluar di wilayah Natuna.

Aksi Spektakuler Pasukan Berkuda TNI di HUT Ke-79 TNI Jadi Sasaran Kerumunan Warga

“Idealnya, (pasukan Marinir di Natuna) sebagai satuan (definitif), di sana saat ini masih satgas (satuan tugas), maunya seperti teman-teman di Angkatan Darat, jadi definitif. Di sana, ada Batalyon Marinir seperti di Yon 10, definitif sehingga anggarannya dan lain-lainnya semua dalam wadah TNI Angkatan Laut,” kata Dankormar.

Lebih jauh jenderal bintang dua Korps Marinir TNI AL itu mengatakan, pasukan-pasukan Marinir yang menjaga daerah-daerah perbatasan dan pulau terluar idealnya tergabung dalam satuan yang definitif.

Kapolri di HUT ke-79 TNI: Kami Bersinergi, Saling Melengkapi dalam Tugas Negara

“Ini sudah dikaji. Tinggal ke depan untuk bisa lebih baik, karena satgas ada batasan waktu, kalau definitif tidak. Kalau satgas itu kan rolling (berganti orang) per tahun,” ujarnya.

Walaupun demikian, lanjut Dankormar, usulan terkait pembentukan satuan Marinir yang definitif di pulau-pulau terluar itu kemungkinan belum masuk dalam Rencana Strategis TNI Angkatan Laut 2025–2029 dan Postur Pembangunan Kekuatan TNI AL 2025–2044. TNI AL tahun ini tengah menyusun dua dokumen strategis itu untuk pembangunan kekuatan jangka menengah dan jangka panjang.

“Kalau satgas terluarnya, sepertinya masih belum. Tetapi, yang sudah kami bayangkan di Natuna itu sudah kami kaji supaya definitif menjadi satuan tetap di sana sebagaimana teman-teman di Angkatan Darat dalam batalyon yang sama, kalau Marinir ada satu kompi komposit yang sifatnya masih satuan,” kata Dankormar.

Untuk diketahui, di wilayah Kepulauan Natuna, tepatnya di Setengar, TNI menugaskan Satuan Tugas (Satgas) Komposit Marinir untuk menjaga wilayah terluar dan terdepan Indonesia. Tidak hanya itu, di beberapa pulau terluarnya, misalnya di Pulau Laut dan Pulau Sekatung, pasukan Marinir yang tergabung dalam Satgas Marinir (Satgasmar) Pengamanan Pulau Terluar juga menjaga pulau-pulau terdepan Indonesia itu.

Dalam rentang waktu hampir 30 tahun, Korps Marinir TNI AL mengirimkan prajuritnya ke daerah-daerah perbatasan misalnya seperti di Blok Ambalat, yang merupakan daerah perbatasan Indonesia dan Malaysia, juga ke pulau-pulau terluar, yang sebagian besar tak berpenghuni, untuk menegakkan kedaulatan sekaligus menjaga keamanan.

Beberapa pulau terluar tak berpenghuni yang saat ini dijaga pasukan Marinir di antaranya mencakup Pulau Sekatung di Kepulauan Natuna, Pulau Nusa Barung di Jember, Pulau Dana, dan Pulau Batek. 

Pulau Nusa Barung di Kabupaten Jember, Jawa Timur, berada di wilayah terdepan Indonesia yang berbatasan langsung dengan Australia.

Kemudian, Pulau Dana di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, juga merupakan pulau terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan Australia. Terakhir, Pulau Batek merupakan pulau terluar Indonesia yang berbatasan dengan Timor Leste.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya